Bisnis.com, BITUNG - Terminal Petikemas (TPK) Bitung melakukan perbaikan kinerja dari manual menuju digital, memberikan dampak pada peningkatan kinerja hingga dua digit.
Manajer Pengelolaan Operasi TPK Bitung Muhammad Habibi mengatakan bahwa realisasi arus petikemas di TPK Bitung pada kuartal I/2025 mencapai 74.928 twenty foot equivalent units (TEUs) atau naik 21,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 61.816 TEUs.
Dia mengatakan transformasi digital telah menjadi tonggak penting dalam peningkatan efisiensi layanan logistik di kawasan Timur Indonesia.
Sebelumnya, manajemen masih mengandalkan proses manual, tetapi kini operasional terminal telah beralih ke sistem berbasis Terminal Operating System (TOS), TPK Bitung juga telah menggunakan sistem data real time dan kedepannya juga akan melakukan integrasi data untuk meningkatkan efisiensi kinerja petikemas.
"Transformasi sudah dilakukan sejak 2024, dampaknya adalah peningkatan kinerja 2024. Arus petikemas tahun 2024 naik 10,37%," ungkapnya, Rabu (7/5/2025).
Pada tahun 2024, TPK Bitung mencatatkan realisasi arus petikemas sebanyak 280.699 TEUs atau naik 10,37% dibandingkan dengan periode 2023 sebanyak 254.643 TEUs. Realisasi 2024 melampaui target yang ditetapkan. Sebagai informasi, target dalam RKAP-nya pada 2024 sebanyak 271.108 TEUs.
Pada 2025, pihaknya tidak memasang target yang muluk-muluk, sebab rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) akan disesuaikan dengan kondisi perekonomian nasional. Dia mengungkapkan bahwa TPK Bitung pada 2025 ditargetkan mampu menghandle 265.527 TEUs.
Habibi tidak menampik bahwa angka ini dibawah dari capaian tahun lalu. Dia menjelaskan bahwa RKAP disusun pada pertengahan tahun, tetapi bila ada pelampauan yang signifikan maka revisi anggaran akan segera dilakukan.
"Kenaikan throughtput tergantung suppy and demand. Tergantung dengan permintaan dari dalam dan luar negeri. Semakin bertambah kondisi ekonomi, maka ini akan semakin naik," pungkasnya.
Sementara itu, dari sisi kinerja produktivitas berdasarkan box crane per hour (BCH)-nya untuk TPK Bitung petikemas internasional mencapai 27,59 jam, dan domestik 27,08 jam.
Dari sisi kunjungan kapal atau ship call pada kuartal I/2025 98 unit atau naik 19,51% dibandingkan dengan kuartal I/2024 sebanyak 81 unit. Dia menambahkan TPK Bitung memiliki kedalaman yang cukup bagus, sehingga kapal-kapal besar bisa masuk.
Dalam kesempatan terpisah, Plh. Kepala Kantor Bea Cukai Tipe Madya Pabean C Bitung Feri Hadi mengatakan bahwa kinerja petikemas di TPK Bitung sangat bergantung dengan industri-industri yang ada di Sulawesi Utara. Dia mengatakan bahwa pemerintah senantiasa mendorong kinerja ekspor untuk meningkatkan devisa dalam negeri.
Feri mengatakan pihaknya selalu mengupayakan biaya logistik termurah bagi eksportir dan tetap melakukan manajemen risiko terhadap produk impor yang masuk ke Sulawesi Utara.
“Kami melakukan manajemen risiko dan juga menjadi katalisator. Tentunya, selalu menjalin sinergi dengan para pemangku kepentingan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa produk impor yang banyak masuk ke Sulut adalah mesin-mesin produksi untuk kebutuhan industri, pabrik, dan kawasan industri. Sementara itu, komoditas ekspor paling banyak adalah kertas, ikan beku, kopra, ikan kayu atau katsuobushi, minyak dan santan.