Bisnis.com, BADUNG, BALI - Dalam acara The 3rd Islamic Development Bank (IDB) Member Countries Sovereign Investment Forum di Nusa Dua, Badung, Bali, Islamic Development Bank (IDB) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menandatangani MoU perjanjian investasi dengan potensi dana sebesar US$1 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, alokasi dana sebesar US$1 miliar itu digunakan untuk enam poin. Rinciannya ialah co-financing proyek dalam bentuk loan, co-invesment proyek dalam bentuk ekuitas, study untuk menentukan liabilitas proyek, funding untuk UMKM, point technical assistance, dan pengembangan Unit Usaha Syariah (USS) SMI.
"Penggunaan dana untuk enam poin itu," tuturnya, Selasa (11/4/2017).
Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini menambahkan, sebelumnya SMI juga mendapatkan pendanaan dari Bank Dunia sebesar US$100 juta dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) juga sejumlah US$100 juta. Dana tersebut digunakan untuk mendukung Regional Infrastructure Development Fund (RIDF).
RIDF kemudian akan menjadi tambahan akses kredit bagi pemerintah daerah untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur, termasuk penyediaan fasilitas air dan sanitasi, jalan, serta transportasi.
"Jadi kalau dana AIIB dan Bank Dunia digunakan untuk pembangunan daerah, dana dari IDB di luar fitur pinjaman Pemerintah Daerah. Jadi sifatnya saling melengkapi untuk memperkuat funding," tuturnya.
Menkeu menambahkan, pendanaan dari IDB tersebut masuk ke dalam perjanjian Member Country Partnership Strategy (MCPS) sebesar US$5,2 miliar dalam peiode 2016-2020.
Seperti informasi, Indonesia menandatangani Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020 dengan Islamic Development Bank pada Selasa (17/5/2016). Tahun lalu, IDB sudah menyalurkan dana sebesar US$1,5 miliar kepada Negeri Garuda.
"MCPS dana alokasinya 60% untuk infrastruktur, sedangkan 40% untuk proyek-proyek lainnya," papar Sri Mulyani.