Bisnis.com, PADANG— Badan Pusat Statistik mencatatkan ibukota provinsi Sumatra Barat, yaitu Kota Padang masih mengalami deflasi per Maret 2017, dengan kian turunnya harga cabai merah dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala BPS Sumbar Sukardi menyebutkan dua kota yang menjadi barometer pertumbuhan ekonomi Sumbar, Kota Padang mengalami deflasi 0,01%, sedangkan Bukittinggi justru inflasi sebesar 0,25%.
Deflasi di Kota Padang juga diikuti penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 134,06 pada Februari menjadi 134,04 per Maret. Di Kota Bukittingi, IHK justru naik menjadi 126,31 dari bulan sebelumnya hanya 126.
“Untuk bulan Maret, Padang mengalami deflasi 0,01% dan Bukittinggi inflasi 0,25%,” katanya, Senin (3/4/2017).
Dia menyebutkan deflasi di Padang disebabkan penurunan harga sejumlah komoditas, seperti cabai merah yang terkoreksi 8,64%, angkutan udara 6,22%, tarif pulsa ponsel 2,81%, cabai hijau 6,40%, dan cabai rawit 19,35%.
Secara umum, deflasi Kota Padang disebabkan penurunan harga pada dua kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 0,08%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,78%. Sedangkan kelompok lainnya mengalami inflasi.
Sementara itu di Kota Bukittinggi, justru terjadi sebaliknya dengan meningkatnya harga sejumlah komoditas, seperti jengkol yang naik 10,16%, apel 9,90%, daging ayam ras 6,65%, bawang merah 5,04%, dan beberapa komoditas lainnya.
Inflasi di Bukittinggi disebabkan naiknya harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,84%, makanan jadi, rokok, dan tembakau 0,10%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,18%.
Selain itu, juga kelompok sandang naik sebesar 0,08%, kelompok kesehatan mengalami kenaikan 0,17%, dan kelompok pendidikan, olahraga, dan rekreasi yang naik 0,02%. Satu kelompok lainnya, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, turun 0,27%.
Dengan pencapaian itu, makan laju inflasi tahun kalender Padang dan Bukittinggi masing-masing 0,42% dan 0,02%, dengan inflasi tahun ke tahun, sebesar 3,98% untuk Kota Padang dan 2,65% Bukittinggi.
Sukardi meyakini dengan semakin terjaminnya harga-harga komoditas pangan di daerah itu, maka laju inflasi Sumbar tahun ini bakal terkendali.
“Dengan tersedianya pasokan, terjaminnya mobilitas barang yang menyebabkan harga stabil, harapannya inflasi Sumbar tahun ini lebih terkendali,” ujar Sukardi.