Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

70% Peternak Sapi Perah Tak Memiliki Lahan Pakan

Di tengah upaya pemerintah menggenjot produksi susu segar dalam negeri guna memenuhi kebutuhan nasional, peternak di sentra sapi perah justru dihadapkan pada persoalan sulitnya mencari lahan pakan.
Peternakan sapi perah/Youtube
Peternakan sapi perah/Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah menggenjot produksi susu segar dalam negeri guna memenuhi kebutuhan nasional, peternak di sentra sapi perah justru dihadapkan pada persoalan sulitnya mencari lahan pakan.

Gabungan Koperasi Susu Indonesia mencatat 70% peternak sapi perah tidak memiliki lahan peternakan. Sementara sisanya, 20% peternak sapi perah memiliki lahan pakan tetapi tidak cukup, dan hanya 10% peternak sapi perah yang memiliki lahan pakan cukup.

Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi meminta pemerintah menyiapkan lahan khusus untuk peternakan melalui kerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara. Selama ini, peternak sapi perah di bawah GKSI mengusahakan sendiri kebutuhan lahan mereka untuk usaha pengembangan sapi perah.

GKSI membawahi 96 koperasi peternak sapi perah yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Saat ini, ada 325.000 ekor sapi perah di bawah GKSI, setiap peternak memiliki rata-rata 2-3 sapi perah. Dari angka ini, 150.000 ekor diantaranya merupakan sapi laktasi dengan angka produksi rata-rata nasional 10 liter - 15 liter per hari.

Minimnya lahan pakan hijauan, membuat peternak sapi perah melakukan subtitusi pakan ternak. Mereka memanfaatkan jerami padi untuk menambah sumber pakan.

Dengan perhitungan 1 ha untuk pengembangan 10 ekor sapi perah, maka GKSI membutuhkan lahan seluas 32,5 ha lahan perkebunan. Peternak sapi perah lokal mampu menerapkan efisiensi lahan hingga 32% karena menggunakan sistem perkandangan. Berbeda dengan peternakan sapi perah Australia yang membutuhkan 1 ha untuk 1 ekor sapi perah, atau 1 ha untuk 2 ekor sapi perah di Belanda.

Dia mengusulkan sistem bagi keuntungan dalam memanfaatkan lahan perkebunan milik pemerintah. Yang selama ini sudah dilakukan adalah kerjasama menyewa lahan Perhutani sebesar Rp300.000 per ha per tahun.

"5% saja dari lahan perkebunan dapat mendorong industri persusuan nasional," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper