Bisnis.com,JAKARTA-- PT Pertamina (Persero) menggandeng Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang merupakan lembaga think-thank untuk menjalankan dua program Southeast Asia Energy Security Initiative dan The Banyan Tree Leadership Forum untuk mengkaji isu energi di Asia Tenggara.
Sekretaris Perseroan Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan program CSIS-Pertamina Southeast Asia Energy Security Initiative mencakup rangkaian forum roundtable untuk mengkaji isu penting sektor energi di kawasan Asia Tenggara. Forum ini akan melibatkan pejabat senior Amerika Serikat dan Indonesia, manajemen Pertamina, akademisi, analis dan kalangan pemerhati kebijakan.
“Hasil diskusi akan dituangkan dalam makalah kajian kebijakan yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan di Amerika Serikat dan Asia Tenggara,” katanya melalui siaran pers yang diterima bisnis, Selasa (21/3).
Adapun program CSIS-Pertamina Banyan Tree Leadership Forum merupakan kelanjutan dari program Banyan Tree Leadership Forum yang telah berjalan selama ini. Forum ini telah dikenal luas sebagai wadah bagi para pemimpin Asia dan Amerika untuk menyampaikan visi dan pandangan mereka tentang isu-isu penting yang berdampak pada hubungan regional dan bilateral.
“Saat ini merupakan momen yang tepat untuk memastikan bahwa isu-isu energi mempengaruhi kawasan Asia Tenggara dapat dipahami dengan baik oleh pengambil kebijakan di Washington D.C.”, ungkap Syahrial.
Dia menambahkan, Pertamina sangat antusias untuk menjadi bagian dari upaya ini, termasuk untuk mengupayakan hubungan kerjasama antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara.
Kedua program yang digagas akan membantu meningkatkan pemahaman global tentang isu ketahanan energi di Indonesia dan Asia Tenggara, serta memperkenalkan Pertamina sebagai perusahaan migas nasional Indonesia kepada stakeholder.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero), berhasil menemukan cadangan migas baru melalui pengeboran eksplorasi di struktur Parang, Blok Nunukan, Kalimantan Utara yang berada di perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Untuk menyampaikan rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD), diperlukan beberapa kegiatan lanjutan seperti seismik 3 dimensi dan pengeboran tiga sumur appraisal atau sumur delineasi.
Sumur delineasi merupakan sumur yang dibor untuk memetakan cadangan migas yang ditemukan pada suatu struktur. Penyampaian PoD diperkirakan bisa dilakukan pada 2020.
Saat ini merupakan uji sumur yang ketiga dari tujuh pengetesan. Adapun, struktur tersebut memiliki potensi produksi minyak sebesar 2.500 barel per hari (bph). Dari hasil temuan, ujar Gunung, pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu secara komprehensif.