Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menangkap baik industri otomotif melalui perjanjian kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Menurut Wakil Presiden Direktur TMIN Warih Andang Tjahjono ini adalah kesempatan untuk mulai mengekspor produk ke Australia.
“Kapasitas [pabrik] dalam negeri masih banyak. Masih cukup Australia mau minta berapa,” katanya kepada Bisnis, Rabu (1/3/2017).
Saat ini TMMIN sedang melakukan studi jenis kendaraan yang diminati pasar otomotif Australia. Berdasarkan analisanya sejauh ini, sedan medium segment, seperti Camry dan SUV (sport utility vehicle) adalah yang paling banyak diminati.
Namun dia masih mempelajari peluang Toyota Vios untuk bersaing, karena lebih kompetitif dari segi harga.
TMMIN juga melihat ada peluang untuk memasok kendaraan MPV (multi-purpose vehicle) Toyota Innova.
Menurut Warih, produk itu berkesempatan untuk bersaing di kelas kendaraan komersial seperti taksi. “Kalau sudah oke semua, tidak ada masalah, bisa jalan,” katanya.
Dia juga tidak khawatir soal daya saing kualitas produk Toyota dari Indonesia. Beberapa negara sudah menjadi destinasi impor TMMIN.
Australia yang memiliki standar emisi bahan bakar lebih tinggi pun tidak akan menjadi masalah.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Dalam Negeri, perundingan kerja sama IA-CEPA telah masuk putaran keenam. Kedua negara menargetkan perjanjian bilateral itu dapat rampung pada tahun ini.