Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha logistik mengimbau pemerintah untuk membangun sistem logistik terintegrasi khususnya untuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN misalnya di Danau Toba, Sumatera Utara.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan kawasan pariwisata tidak bisa terpisah dari sistem logistik. Menurut Yukki, kawasan pariwisata logistiknya akan terbentuk kalau ada kegiatan produk yang dapat untuk kegiatan ekspor.
“Jalur ini diperlukan karena kegiatan logistik akan sangat tinggi, dan selain itu karena ada dampaknya akan banyak turis asing maupun nusantara yang berkunjung akan tercipta proses logistik,” jelas Yukki kepada Bisnis, Minggu (12/2).
Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengatakan sistem logistik di lokasi-lokasi KSPN itu harus direncanakan dengan serius pemerintah.
“Pemerintah harus memperhatikan aspek ini, barang dan orang, karena sebenarnya sarana pendukung tidak kalah pentingnya,” ungkap Kyatmaja.
Menurut dia, sistem logistik berjalan lancar jika para wisatawan akan lebih nyaman dan lancar tidak ada sarana penunjang yang maksimal.
“Untuk menawarkan total holiday experience ya harus aspek cargo movementnya diperhatikan,” sambungnya.
Sementara itu, momentum KSPN ini disikapi melalui corporate action yang dilakukan oleh PT. Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) dengan JTB Corporation (JTB) yang akan bersinergi melalui anak usaha Perseroan, PT. Panorama Tours Indonesia, maka pada 3 Februari lalu dilaksanakan kick-off untuk memetakan langkah strategis ke depan. Kick-off ini dilaksanakan di Palembang dalam rangkaian acara Panorama Group, yaitu Panorama Management Conference (PMC) 2017 dengan turut dihadiri oleh Shinya Kurosawa, President & CEO, JTB Asia Pacific.
Melalui sinergi ini, JTB akan memiliki 40% saham PT. Panorama Tours Indonesia, yang nantinya akan berganti nama menjadi PT. Panorama JTB Tours Indonesia, dan menargetkan pertumbuhan sebesar 300% selama 5 tahun ke depan, termasuk anak perusahaan: Orange Incentive House, Chan Brothers Travel Indonesia, Carlson Wagonlit Travel Indonesia, Smart Holiday, Go Holidays, Turez.id, JTrvl, dan Travelicious.co.id.
Royanto Handaya, President Director dan CEO, PT. Panorama Tours Indonesia mengatakan melalui siaran pers yang diterima Bisnis, kerjasama dengan JTB memiliki 6 point penting.
Pertama, mengembangkan pasar inbound dan outbound kea tau dari Indonesia melalui jaringan dan saluran distribusi ratusan perusahaan multinasional Jepang dan ribuan tenaga kerja asal Jepang di Indonesia. Kedua, fokus menjadikan Jepang sebagai salah satu destinasi unggulan wisata ke mancanegara.
Ketiga, mensinergikan jaringan JTB di seluruh dunia kepada Panorama JTB Tours. Keempat, menjadi tolak ukur sistem teknologi dan produk pelayanan ke tingkat dunia.
Kelima, membuat Panorama JTB Tours sebagai perusahaan yang regional. Keenam, semakin berkembang dengan merger dan akuisisi yang tepat.
Selain kick off di atas, PMC 2017 di Palembang juga dihadiri oleh ratusan executive dari berbagai pilar usaha Panorama Group, seperti inbound tourism, travel and leisure, media, hospitality dan transportasi serta usaha pendukung lainnya.