Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Beri Penjelasan Dampak Tarif 0% untuk Produk AS di APBN Indonesia

Kemenkeu menyatakan tarif impor 0% untuk produk AS tidak signifikan mempengaruhi APBN, karena kontribusi bea masuk AS hanya 2-3% dari total impor.
Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu)/kemenkeu.go.id
Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu)/kemenkeu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan dampak kebijakan pembebasan tarif impor untuk produk asal Amerika Serikat (AS) terhadap penerimaan negara di APBN tidak akan signifikan.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan kontribusi penerimaan bea masuk dari barang-barang AS selama ini relatif kecil terhadap total penerimaan negara.

“Itu enggak signifikan. Kita biasanya efektifnya dari Amerika itu sekitar 2–3% dari total nilai impor [Indonesia dari AS], jadi tarifnya [0%] enggak terlalu besar dampaknya [ke penerimaan negara],” ujar Febrio di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (21/7/2025).

Pernyataan ini merespons kekhawatiran sejumlah pihak soal dampak kesepakatan dagang RI–AS terbaru, yang mana Indonesia membebaskan tarif impor (0%) untuk hampir seluruh produk ekspor AS. Saat yang sama, AS mengenakan produk Indonesia tarif 19% jika masuk ke negaranya.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso merincikan sebelum adanya kesepakatan dagang terbaru, dari 1.482 komoditas yang diimpor Indonesia dari AS, 40% di antaranya dikenai tarif sudah 0%.

Kini, lewat kesepakatan baru ada 11.552 komoditas yang disepakati tarif 0% atau sekitar 11.474 (99%). Pihak AS, sambungnya, tidak mempermasalahkan produk yang dikecualikan itu.

"Ada beberapa produk yang sekarang kita diskusikan untuk tidak digunakan 0% dan mereka sepakat. Contoh minuman alkohol, kemudian yang sebenarnya tidak mungkin impor kita, tapi kita juga minta tidak 0%, daging babi misalkan," jelas Susi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).

Dia menegaskan bahwa kebijakan tarif impor 0% terhadap sebagian besar produk dari negara mitra bukanlah hal eksklusif dalam kerja sama dengan Amerika Serikat. 

Susi menjelaskan skema serupa telah lama diterapkan dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dengan sejumlah negara.

“Oke 0%, tapi itu tidak hanya dengan Amerika. Sebagian besar FTA dan CEPA kita, yang jumlahnya lebih dari 10, itu juga mengarah ke 0%,” kata Susiwijono di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).

Dia menyebut kerja sama serupa juga diberlakukan dalam kemitraan dengan Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Dalam Indonesia–Australia CEPA misalnya, sekitar 94%–95% produk dagang dikenakan tarif 0%. 

Sementara itu, dalam Indonesia–Japan CEPA (IJEPA), angka tersebut mencapai lebih dari 91%. Begitu juga dengan Indonesia–Uni Eropa CEPA (IEU-CEPA) yang belum lama ini diumumkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro