Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Budi Susandi menilai sah-sah saja ketika AP II berencana memberikan akses taksi non sticker dan taksi online ke bandara demi antisipasi lonjakan penumpang.
Menurutnya hal itu dinilai akan membuat tingkat layanan taksi di bandara menjadi semakin lebih baik dan kompetitif.
Pasalnya, tingkat kebutuhan taksi yang ideal untuk konsumen terpenuhi dan dapat memberikan kepuasan yang akan berdampak kepada brand image AP II dalam konteks aksesibilitas dari dan ke bandara serta angkutan umum yang terintegrasi.
"Kami sebagai pengguna angkutan umum (bus, taksi,dll) akan mendukung sistem angkutan umum apabila layanan yang diberikan aman, nyaman, terjadwal dan terjangkau," tegasnya, kepada Bisnis, Selasa (7/2/2017).
Selain itu, kata Budi, dengan sistem keterbukaan tersebut maka masalah kebutuhan ruang parkir dibandara yang harus disediakan oleh AP II akan berkurang karena konsumen tidak perlu membawa mobil pribadi ke bandara.
Hal ini, kata dia, akan berdampak pada alokasi anggaran AP II lebih dapat dioptimalkan untuk pembangunan fasilitas lainnya yang lebih strategis sesuai kebutuhan dan tuntutan konsumen bandara.
"Kemudian dengan berkurangnya kendaraan pribadi yang keluar masuk bandara, maka kualitas udara di kawasan bandara dan daerah sekitarnya akan menjadi lebih baik karena berkurangnya gas buang yang dihasilkan dari knalpot kendaraan," ujarnya.
Namun demikian, pihaknya juga meminta agar AP II lebih adil dalam menyediakan akses lebih dekat dan mudah bagi penumpang yang ingin menggunakan pemandu muda (bus Damri).
"Selama ini kami harus jalan jauh dulu untuk bisa sampe di halte bus, sementara pengguna kendaraan pribadi dan taxi lebih dekat diakses," ujarnya.
Semwntara itu seperti diketahui, Pemerintah berencana mencabut kebijakan taksi berstiker bandara di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng guna mengantisipasi lonjakan permintaan pada tahun-tahun mendatang.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan Angkasa Pura II saat ini masih melakukan kajian agar taksi nonstiker bandara, termasuk taksi online untuk dapat mengangkut penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta.
“Nanti akan kami sampaikan kepada Kementerian Perhubungan pada waktunya, bahwa optimalisasi resources yang ada, yakni taksi itu, agar tidak lagi hanya berstiker, tetapi yang nonstiker juga harusnya bisa,” katanya, Selasa (07/02).
Awaluddinmengatakan pengelolaan taksi di Soekarno-Hatta nantinya akan diatur melalui perangkat teknologi.
Dia meyakini teknologi atau soft infrastructure mampu memberikan layanan bandara yang lebih baik, termasuk taksi bandara.