Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Pasar Tenaga Kerja AS Rancu

Data penyerapan tenaga kerja Januari mengindikasikan jumlah tenaga kerja masih memiliki ruang tumbuh dengan dampak terbatas atas laju inflasi.
Pekerja bidang manufaktur di Amerika Serikat/Reuters
Pekerja bidang manufaktur di Amerika Serikat/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pasar tenaga kerja di Amerika Serikat masih rancu. Laju peningkatan upah pekerja justru melambat di saat jumlah tenaga kerja baru terus bertambah.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, penambahan 227.000 orang pekerja sepanjang Januari, tingkat penyerapan tenaga kerja paling tinggi dalam empat bulan terakhir. Penambahan tenaga kerja tersebut juga jauh di atas rata-rata penyerapan 163.000 pekerja per bulan pada 2017 yang diproyeksikan ekonom.

Namun, rata-rata upah per jam pekerja di AS hanya naik 2,5% pada Januari dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kenaikan upah tersebut adalah yang paling rendah sejak Agustus 2016.

“Laju peningkatan upah yang landai bisa disebabkan oleh sektor penyerap tenaga kerja, misalnya ritel yang biasanya memberikan pekerjaan berupah rendah,” kata ekonomi S&P Global Ratings, Beth Ann Bovino kepada Bloomberg.

Data penyerapan tenaga kerja Januari mengindikasikan jumlah tenaga kerja masih memiliki ruang tumbuh dengan dampak terbatas atas laju inflasi.

Artinya, Presiden AS Donald Trump mempunyai kesempatan menggejot penyerapan tenaga kerja dan upah melalui pemangkasan pajak, investasi pembangunan infrastruktur dan pelonggaran regulasi.

Trump sebelumnya mengatakan, dirinya sangat senang dengan data tenaga kerja Januari. Penyerapan tersebut dia nilai merupakan respons atas rencananya memangkas pajak dan regulasi.

Pelaku pasar juga menghubungkan dampak penyerapan tenaga kerja yang terbatas atas inflasi dengan rencana penaikan suku bunga bank sentral AS.

Upah yang tumbuh landai berarti ancaman inflasi belum besar. Artinya, laju penaikan suku bunga The Fed pada 2017 bisa lebih landai dan berpotensi menunda penaikan suku bunga tahap pertama pada Maret.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper