Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri Ekspansi Kapasitas Butadiene

Butadiene hasil produksi Petrokimia Butadiene akan dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi karet sintetis oleh anak usaha lain dari Chandra Asri, yaitu PT Synthetic Rubber Indonesia.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk/Istimewa
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meningkatkan kapasitas produksi butadiene sebesar 37%,

Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suhat Miyarso, mengatakan Chandra Asri akan meningkatkan kapasitas produksi butadiene PT Petrokimia Butadiene Indonesia dari 100.000 ton per tahun menjadi 137.000 ton per tahun.

Dia menjelaskan ekspansi produksi butadiene adalah tindak lanjut dari peningkatan kapasitas produksi Naphta Cracker yang rampung pada 2015.

Kenaikan kapasitas produksi Naphta Cracker membuat Chandra Asri kelebihan produksi Mixed C4, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi butadiene, hingga 43%.

“Kami ada perluasan di industri hulu. Ini membuat produksi Mixed C4 bertambah. Agar bahan baku ini terserap kami ekspansi produksi butadiene,” kata Suhat, Senin (23/1/2017).

Nilai investasi perluasan pabrik butadiene diperkirakan mencapai US$42 juta. Pembangunan pabrik dimulai pada tahun ini dan ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal III/2018.

Petrokimia Butadiene hari ini mendatangani perjanjian dengan Lummus Technology Inc asal Amerika Serikat. Lummus akan menyediakan lisensi dan desain teknologi BASF/ekstraksi butadiene yang digunakan dalam perluasan kapasitas.

Adapun proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi diserahkan kepada Toyo Engineering Korea Limited dan PT Inti Karya Persada Teknik.

Butadiene hasil produksi Petrokimia Butadiene akan dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi karet sintetis oleh anak usaha lain dari Chandra Asri, yaitu PT Synthetic Rubber Indonesia.

Synthetic Rubber adalah perusahaan patungan Chandra Asri dan Michelin yang berdiri dengan nilai investasi US$435 juta. Pabrik serat sintetis tersebut rencananya mulai berproduksi pada awal 2019 dengan kapasitas produksi 120.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper