Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan yang kecil membuat industri elektronik Indonesia tidak terpengaruh oleh perubahan kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto memperkirakan kebijakan proteksionistis Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengancam industri elektronik di Indonesia.
Dia menilai transaksi perdagangan produk elektronik konsumer antara Indonesia dan AS terlalu kecil sehingga berpotensi tidak dilirik oleh Trump.
“Logikanya enggak ada dampak apa-apa karena transaksi antara kedua negara tidak berarti. Kemungkinan untuk produk teknologi informasi mungkin ada ekspor ke sana, seperti printer,” katanya, Senin (23/1/2017).
Namun, Ali sangsi kebijakan Trump melindungi ketat industri AS akan berpengaruh pada kinerja industri printer di Indonesia karena penyerapan tenaga kerja industri tersebut terlalu rendah.
Ali mengatakan industri elektronik Indonesia bisa memanfaatkan kebijakan perdagangan internasional Trump dengan membentuk sinergi bilateral dengan AS.
Dia menjelaskan produsen elektronik di Tanah Air bisa berkonsentrasi pada produk berteknologi rendah dan menyerahkan produksi produk berteknologi tinggi ke produsen di AS.
“Berbeda dengan China, semua yang sekarang kita produksi sudah diproduksi di sana dengan skala jauh lebih besar dengan harga lebih murah. Sinergi Indonesia dan AS bisa lewat produk low-tech dan produk high-tech,” kata Ali.