Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Negara Ajukan Rekomendasi Kepemanduan Selat Malaka ke IMO

Tiga negara pantai yang akan melakukan layanan pemanduan luar biasa (voluntary pilotage services) di Selat Malaka, Indonesia, Malaysia dan Singapura, akan berjuang mendapatkan rekomendasi International Maritime Organization (IMO) atas kegiatan kepemanduan di selat teramai di Asia Tenggara tersebut.
Selat Malaka/dokumentasi
Selat Malaka/dokumentasi

Bisnis.com, BANDUNG--Tiga negara pantai yang akan melakukan layanan pemanduan luar biasa (voluntary pilotage services) di Selat Malaka, Indonesia, Malaysia dan Singapura, akan berjuang mendapatkan rekomendasi International Maritime Organization (IMO) atas kegiatan kepemanduan di selat teramai di Asia Tenggara tersebut.

Co-Chairman Intersessional Meeting of The Working Group on Voluntary Pilotage Services Adolf R. Tambunan mengatakan pertemuan

Tripartite Technical Expert Group (TTEG) ini untuk menetapkan mekanisme dari standar prosedur operasi serta kesiapan tiga negara dalam kegiatan kepemanduan.

"Kami akan membicarakan dalam rapat ini, apakah hanya pemberitahuan atau permohonan rekomendasi," ujarnya di sela-sela Intersessional Meeting of The Working Group di Bandung, Rabu (18/1).

Adapun, draf panduan untuk kegiatan kepemanduan luar biasa di Selat Malaka dan Singapura yang menjadi dasar operasi tiga negara nantinya telah difinalisasi dalam salah satu Working Group pada pertemuan 41st Tripartite Technical Expert Group (TTEG) di Jogyakarta September 2016 lalu.

Adolf menambahkan jika IMO sebagai organisasi maritim dunia mengeluarkan rekomendasi dunia terkait maka pemanduan luar biasa di Selat Malaka, pelayaran dunia pasti akan lebih percaya dan yakin.

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A.Tonny Budiono mengatakan pertimbangan untuk membentuk Joint Pilotage Board mengingat

pentingnya wilayah selat itu.

"Tiga negara pantai Indonesia, Malaysia dan Singapura berkomitmen untuk menjaga keselamatan pelayaran, melindungi lingkungan maritim, serta memfasilitasi proses transit kapal yang aman pada kedua Selat tersebut,” tegasnya.

Dia berharap hasil pertemuan Intersessional Meeting ini dapat maju ke langkah berikutnya yaitu memfinalisasi submisi ke IMO terkait kegiatan layanan pemanduan luar biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura untuk dapat diajukan pada Sidang Maritime Safety Committee (MSC) ke-98 di Markas Besar IMO bulan Februari dan Juni mendatang.

Sementara itu, Indonesia berdasarkan telah menunjuk PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I menjadi operator pemanduan luar biasa bersama dengan tiga negara lain pada akhir tahun lalu.

Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana menegaskan pihaknya mendukung agar kegiatan kepemanduan luar biasa di Selat Malaka dapat masuk sebagai rekomendasi IMO.

Selat Malaka memang luas, tetapi daya dukungnya terbatas karena banyaknya kapal yang melakukan crossing di antara tersebut.

"Walau rekomendasi, tapi sifatnya setengah mandatory [kalau dari IMO]," ungkapnya.

Dengan rekomendasi ini, dia mengatakan jika ada kecelakaan kapal, pihak asuransi akan bersedia menangung klaim.

Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan perusahaan telah melakuan kegiatan pemanduan khususnya di wilayah laut yang dekat dengan Kuala Tanjung sampai mendekati Nongsa, Batam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper