Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Tembakau Diminta Serius Perhatikan Tenaga Kerja

Kementerian Ketenagakerjaan meminta industri tembakau lebih serius memperhatikan tenaga kerja di sektor tersebut yang saat ini jumlahnya mencapai jutaan orang.
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan meminta industri tembakau lebih serius memperhatikan tenaga kerja di sektor tersebut yang saat ini jumlahnya mencapai jutaan orang.

Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan, mengatakan pekerja di sektor industri tembakau harus mendapatkan perhatian lebih, karena jumlahnya mencapai jutaan orang. Sektor tersebut, telah memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dari hulu hingga hilir di dalam negeri.

“Yang terpenting sebenarnya adalah menjaga setiap orang yang bekerja tetap bekerja, dan orang yang belum bekerja bisa mendapatkan pekerjaan,” katanya, Jumat (16/12/2016).

Hanif menuturkan pengendalian sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti rokok dan tembakau harus mengacu kepada arahan Presiden yang ingin mendahulukan kepentingan nasional.

Menurutnya, pembatasan rokok dan tembakau tidak dapat diterapkan begitu saja, meski banyak skema yang ditawarkan.

Sementara itu, saat mengunjungi Menteri Ketenagakerjaan, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Mindaugas Trumpaitis meyampaikan komitmennya terkait pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

Dalam kunjungan itu, Trumpaitis juga meminta masukan Hanif terkait persoalan ketenagakerjaan di perusahaan yang dipimpinnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper