Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Semen Anjlok 9% pada November

Pemerintah diminta segera mengambil langkah untuk mengurangi beban produsen semen yang terhimpit antara perlambatan pertumbuhan permintaan dan lonjakan kapasitas produksi nasional.
Semen./JIBI-Paulus Tandi Bone
Semen./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTAPenjualan semen anjlok 9% pada November akibat kelesuan permintaan proyek infrastruktur dan properti.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengatakan kelesuan permintaan dari proyek properti dan pemangkasan anggaran belanja infrastruktur membuat penjualan semen anjlok pada November.

Beberapa pemerintah daerah di wilayah Kalimantan dan Sulawesi memutuskan menunda proyek infrastruktur karena anggaran menipis. Adapun permintaan semen dari proyek properti anjlok di kota-kota besar, terutama di Jawa.

“Kondisi terakhir situasi industri semen belum menggembirakan. Penurunan konsumsi sampai 570.000 ton. Ini luar biasa,” kata Widodo, Selasa (13/12/2016).

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan volume penjualan semen pada November anjlok 9% dari 6,31 juta ton pada 2015 menjadi 5,74 juta ton pada 2016.

Penurunan penjualan yang tajam pada November membuat penjualan semen tahunan tertekan semakin jauh dari target kenaikan 5% yang ditetapkan ASI.

Widodo mengatakan pemerintah harus segera mengambil langkah untuk mengurangi beban produsen semen yang terhimpit antara perlambatan pertumbuhan permintaan dan lonjakan kapasitas produksi nasional.

Dia berharap pemerintah bisa membatasi impor semen dan menunda sementara izin pembangunan pabrik baru karena produksi semen nasional saat ini sudah kelebihan kapasitas 30%—40%.

Widodo menambahkan pemerintah juga bisa menerapkan kebijakan subsidi listrik atau energi untuk mengurangi tekanan biaya produksi pada industri semen dan meningkatkan daya saing industri semen di pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper