Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta meningkatkan aspek keamanan di pelabuhan guna mendorong peningkatan jumlah wisatawan dengan kapal yacht masuk ke Indonesia.
Anang Hidayat, Praktisi Kepelabuhanan Supply Chain Indonesia (SCI), mengatakan terkait kedatangan kapal yacht ke Indonesia adalah masalah keamanan. Ukuran kapal yacht yang tidak terlalu besar akan mempermudah kapal masuk ke pelabuhan.
“Hanya saja soal aturan customs barang pelintas batas dan security-nya, soal imigrasinya, lingkup area mana saja,” ungkap Anang kepada Bisnis, Kamis (8/12/2016).
Pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan kapal yacht juga tak terlalu sulit. Pembangunan relatif lebih mudah. Sementara itu, masalah keamanan akan mempengaruhi tingkat kenyamanan bagi wisatawan maupun bagi masyarakat setempat.
Hal ini terutama karena kapal yacht umumnya adalah milik pribadi sehingga perlu diperhatikan kualitas dan kapasitasnya.
Asisten Deputi Jasa Kemaritiman Okto Irianto mengakui pemerintah sudah mengevaluasi pengoperasian Yachters Apps. Adapun peserta evaluasi Yachters Apps antara lain BPPT, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selain itu, Kementerian Perhubungan, operator Marina, Bakamla, Kementerian Luar Negeri, Badan Karantina Pertanian, dan Ditjen Bea dan Cukai, serta TNI Angkatan Laut bersama beberapa asosiasi terkait.
Okto Irianto menyampaikan Yachters App merupakan mandat dari Peraturan Presiden yang manghapus tentang ketentuan caine untuk kedatangan kapal yacht ke Indonesia. Meskipun demikian harus ada mekanisme yang dapat menggantikan, harus ada aplikasi online.
Tujuannya, kapal bisa datang ke Indonesia dan data kapal yang dibutuhkan oleh Bea Cukai, imigrasi, karantina juga TNI AL dapat tersedia secara cepat dan murah. Saat ini aplikasi tersebut langsung digunakan oleh beberapa agen.
Beberapa tantangan saat implementasi Yachters App bisa dilihat dalam perhelatan Sail Karimata yang memperkirakan akan datang 60 sampai 70 yacht. Nyatanya, negara asal yachts tidak hanya dari Australia seperti Darwin dan Sydney, melainkan juga dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Korea Selatan hingga Eropa.
Adapun catatan khusus dari kunjungan yacht pada acara Sail Selat Karimata adalah aplikasi Yachters ini masih perlu melalui perbaikan. Rencananya tahun depan, pemerintah akan fokus membuat standar yang sama, baik fasilitas maupun layanan agar memiliki standar yang sama.
“Jadi kita semua harus siap kalau aplikasi tidak berhenti disini saja. Kita harus maju ke depan apa yang kita lakukan pada 2017, 2018 sehingga di akhir 2019 sesuai dengan target pemerintah ada 6000 yachter yang masuk ke Indonesia,” ujar Okto.