Bisnis.com, PADANG—Malindo Business Cultural Center (MBCC), organisasi pengusaha yang berbasis di Kuala Lumpur, menargetkan kerjasama perdagangan dan investasi Indonesia – Malaysia bisa menembus US$30 miliar tahun ini.
Presiden MBCC Asia Dato’ Seri Utama Abdulrahman Bakar mengatakan nilai perdagangan kedua negara harus terus meningkat, terutama setelah digelarnya Festival Ekonomi dan Budaya Antarbangsa 2016 di Padang, Sumatra Barat.
“Harapan kami, perdagangan antara Malaysia dan Indonesia terus meningkat. Tahun lalu berhenti di angka US$20 miliar. Harus ditingkatkan lagi,” katanya, Minggu (4/12/2016).
Dia menyebutkan potensi kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara sangat besar, sehingga masih memungkinkan untuk terus dikembangkan.
Abdulrahman mengharapkan menjelang tutup tahun ini tercapai kesepakatan kerjasama antara pengusaha asal Indonesia dan Malaysia di berbagai sektor, sehingga target nilai perdagangan US$30 miliar terpenuhi.
Dia mengungkapkan dalam helatan tersebut, Malaysia akan mengenalkan 35 produk unggulan yang potensial menjadi basis kerjasama kedua negara.
Wakil Dubes Indonesia untuk Malaysia Trigoestono Supriyanto menilai Asean Economic Community (AEC) yang sudah berjalan tahun ini perlu menjadi momentum untuk meningkatkan kerjasama dua negara sahabat.
“Pasar bebas Asean, momentum bagi masing-masing negara untuk saling mendukung. Indonesia dan Malaysia negara serumpun, yang harus saling bekerjasama menguatkan posisinya di kawasan,” katanya.
Iven Festival Ekonomi dan Budaya Antarbangsa itu diinisiasi MBCC Kuala Lumpur bekerjasama dengan Pemkot Padang. Sebanyak 300 pengusaha se Asia Tenggara ambil bagian dalam helatan tersebut.
Mahyeldi Dt Marajo, Wali Kota Padang mengatakan lembaganya memprioritaskan promosi potensi investasi yang ada di daerahnya kepada investor terutama di sektor pariwisata, industri pengolahan, perdagangan, energi dan infrastruktur.
“Sektor pariwisata salah satu prioritas. Termasuk juga potensi-potensi di sektor lainnya, perdagangan, industri pengolahan, energi listrik, dan banyak lagi,” ujarnya.
Mahyeldi mengungkapkan untuk sektor pariwisata pemda setempat membuka investasi pengembangan sepanjang bibir pantai, dengan prioritas Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang, mencakup 400 Ha meliputi Pantai Padang, Taman Siti Nurbaya, Danau Cimpago, Muaro Lasak, dan Kota Tua Padang.
Selain itu, pengembangan kawasan Pantai Pasir Jambak, Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta, dan Air Terjun Serasah Ulu Gadut.
Dia mengatakan potensi investasi daerah itu di sektor pariwisata dengan pembangunan hotel dan resort, serta wahana permainan mencapai di atas Rp1 triliun.
Adapun, potensi investasi lainnya yang ditawarkan adalah sektor perdagangan, infrastruktur, industri pengolahan, pembangkit listrik, dan investasi sektor pendidikan dan kesehatan.
Selain Pemkot Padang, daerah lainnya di Tanah Air, seperti Bangka Belitung dan Kerinci, ikut mengenalkan potensi investasi di daerahnya.