Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian memulai program E-Smart IKM lewat proyek percontohan yang melibatkan 240 industri kecil dan menengah dari sentra industri di enam kota.
Sebanyak 50 industri kecil dan menengah produsen makanan ringan berasal dari Serdang Bedagai, Sumatra Utara; 40 pelaku usaha produsen kopi dari Lampung, 30 produsen sepatu dari Mojokerto, Jawa Timur; 60 produsen perhiasan dan kerajinan kayu di Bali; 40 pelaku industri furnitur di Solo, Jawa Tengah; dan 20 produsen anyaman di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih menjelaskan proyek percontohan rencananya berlangsung hingga akhir tahun untuk mengukur potensi awal industri kecil dan menengah di sentra-sentra industri kecil bersaing di pasar digital.
Program E-Smart IKM kemudian akan dilanjutkan dengan proses pengumpulan data yang lebih besar berbarengan dengan penyusunan sistem serta pembuatan aplikasi penunjang. Kemenperin juga akan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan akses internet di sentra-sentra industri kecil dan menengah.
“Pilot project E-Smart IKM dilaksanakan pada November—Desember 2016 dengan agenda sosialisasi dan bimbingan teknis yang selanjutnya akan dilakukan kurasi,” kata Gati.
E-Smart IKM merupakan program Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan akses industri kecil dan menengah terhadap pasar digital lewat kerjasama dengan perusahaan penyedia marketplace di Tanah Air.
Pemerintah akan menyusun basis data jumlah industri kecil dan menengah di Indonesia, volume penjualan, produksi dan kapasitas produksi, hingga sumber pasokan bahan baku yang digunakan.
Basis data bisa menjadi referensi bagi calon konsumen di dalam dan luar negeri atau industri besar dan menengah yang mencari vendor komponen. Pemerintah juga bisa memanfaatkan basis data tersebut untuk sebagai dasar pemberian stimulus atau perencanaan kebijakan bagi industri kecil dan menengah.