Bisnis.com, PADANG - Dua kota yang menjadi barometer ekonomi Sumatra Barat mengalami inflasi masing-masing 1,13% dan 1,07% per November 2016.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando menyebut, inflasi di daerah itu disebabkan meningkatnya harga komoditas pokok yang berasal dari kelompok bahan makanan.
“Inflasi di Padang dan Bukittinggi masih berasal dari kelompok bahan makanan. Seperti cabai merah, beras, dan bawang merah,” katanya, Kamis (1/12/2016).
Dikatakan, kenaikan harga cabai yang cukup signifikan bulan lalu menjadi penyebab utama inflasi daerah itu. Cabai merah mengalami kenaikan harga hingga 22,84% di Padang dan 22,09% di Bukittinggi.
Komoditas yang paling rentan ini menyumbang inflasi 0,90% terhadap pembentukan inflasi Kota Padang, dan 0,71% terhadap inflasi Bukittinggi.
Adapun, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi 3,69% di Padang dan 3,73% di Bukittingi. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berkontribusi 0,17% di Padang dan 0,67% di Bukittinggi.
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,31% di Padang dan minus 0,25% di Bukittnggi, kelompok sandang masing-masing minus 0,24% dan 0,09%, kesehatan 0,61% dan 0,39%.
Selanjutnya, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga menyumbang deflasi 0,02% di Bukittinggi, dan kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi 0,05% di Padang.