Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Minta Taiwan Investasi Semi Konduktor

realisasi investasi dari Taiwan ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir merosot setelah mencapai puncak pada 2012.
Wakil Presiden Eksekutif Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) Simon Wang, dan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto. /Kemenperin
Wakil Presiden Eksekutif Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) Simon Wang, dan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto. /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong Taiwan berinvestasi memproduksi semi konduktor di Indonesia memanfaatkan pasar ponsel yang besar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto salah satu potensi terbesar kerja sama investasi Taiwan—Indonesia adalah di bidang industri semi konduktor memanfaatkan pasar ponsel yang sangat besar di Tanah Air.

“Ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan kembali industri semi konduktor di Indonesia. Di mana lagi ada negara dengan penjualan ponsel hingga 18 juta unit per tahun?” katanya di acara CEO Meeting Indonesia & Taiwan, Rabu (30/11/2016).

Dia mengatakan perusahaan asal Taiwan sudah puluhan tahun berinvestasi di Indoensia. Sebuah perusahaan produsen sepatu bahkan saat ini mempekerjakan 200.000 tenaga kerja di Indonesia.

Namun, realisasi investasi dari Taiwan ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir merosot setelah mencapai puncak pada 2012.

Airlangga berharap kunjungan delegasi Taiwan ke Indonesia kembali meningkatkan kerja sama investasi antara Taiwan dan Indonesia.

Realisasi investasi Taiwan di Indonesia hanya mencapai US$107,9 juta pada 2015. Investasi dari Taiwan terus merosot sejak mencapai US$646,9 juta, menjadi US$492,6 juta pada 2013, dan US$114,7 juta pada 2014.

CEO Mayapada Group dan utusan khusus Presiden Jokowi ke Taiwan, Sri Dato Tahir, mengatakan minat investasi Taiwan ke Indonesia adalah hasil upaya promosi dan penjajakan yang sudah berlangsung selama enam bulan.

Investasi Taiwan di sektor industir garam dan sel surya, lanjutnya, akan memberikan solusi bagi permasalahan defisit perdagangan garam dan pertumbuhan lambat energi terbarukan di Tanah Air.

“Kami sudah melakukan ini sekitar enam bulan.  Pak Presiden juga sudah bilang agar Kepala BKPM siap 24 jam mendukung minat investasi mereka. Saya juga akan dampingi terus,” kata Tahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper