Bisnis.com, JAKARTA- Kalangan peritel modern di Amerika Serikat siap menghadapi lonjakan belanja konsumen, dalam sesi penawaran penuh diskon menyambut Black Friday.
Momen belanja setelah perayaan Thanksgiving pada Kamis tersebut, menjadi lebih spesial, mengingat perhatian masyarakat AS telah disedot dalam penyelenggaran pilpres dan Donald Trump yang secara mengejutkan menjadi presiden terpilih menggantikan Barack Obama.
“Pemilu berakhir, pengecer Amerika mengalihkan perhatian mereka untuk Black Friday,” tulis Bloomberg, Jumat (25/11/2016).
National Retail Federation AS memproyeksikan sekitar 137,4 juta konsumen akan melakukan pembelian di toko atau online selama empat hari, yang dimulai pada Thanksgiving.
Seperti diketahui belanja orang Amerika telah menurun dalam tiga tahun terakhir, tergelincir 26% dari 2013 menjadi rata-rata US$299,60 per orang tahun lalu, menurut kelompok perdagangan.
Musim liburan ini diharapkan memberikan omzet yang yang lebih tinggi, dan diharapkan terimbas efek Trump yang memberikan optimisme pasar jika AS di bawah kepemimpinannya akan terkerek pertumbuhan ekonomi dengan sejumlah kebijakan baru.
Dimulai dari sesi belanja di liburan Thanksgiving, yang menyumbang sekitar 15% dari total belanja selama liburan dalam setahun.
"Kami percaya ada permintaan terpendam. Kami mengantisipasi permintaan pascapemilu," kata Co Chief Executive Officer J.C. Penney Marvin Ellison.
Belanja ritel AS diperkirakan akan naik 3,6% menjadi US$ 655,8 miliar pada November dan Desember, seperti diperkirakan NRF.