Bisnis.com, JAKARTA - Pasar ikan terintegrasi di Pelabuhan Perikanan Muara Baru ditargetkan beroperasi awal 2017 meskipun realisasi pembangunan gedung pasar masih 50%. Pembangunan dikebut agar selesai akhir tahun ini.
Kepala Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman, nama baru Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Rahmat Irawan mengatakan percepatan pembangunan pasar ikan terintegrasi 1 (PIT 1) dilakukan dengan pendampingan dari tim Itjen KKP sehingga akan selesai tepat waktu. PIT 1 akan menjadi bagian dari proyek National Fish Center.
“Dua minggu pertama akan kami uji coba dulu. Paling tidak Januari 2017 sudah bisa kami eksekusi di lapangan dan aktivitas pelelangan sudah bisa berjalan,” katanya, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, keberadaan PIT 1 akan memungkinkan sistem pelelangan ikan lebih baik dan lebih akurat. PPS Nizam Zachman mencatat volume ikan tuna yang didaratkan di pelabuhan itu rata-rata 300 ton per hari.
Sistem pelelangan ikan nantinya dibagi menjadi dua, yakni untuk ikan tuna segar dari kapal longline dan ikan nontuna beku, seperti cumi-cumi dari kapal bouke ami atau purse seine cakalang. "Ini penting untuk mengetahui stok ikan dan potensi perikanan di Indonesia,” tuturnya.
Adapun proyek National Fish Center (NFC) merupakan upaya merevitalisasi kawasan Pelabuhan Muara Baru dan menyulapnya menjadi pasar ikan modern.
Pembangunan NFC merupakan inisiatif Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) untuk menata ulang kawasan pelabuhan perikanan menjadi pasar ikan modern setara Tsukiji Fish Market di Jepang atau Sydey Fish Market di Australia.
Rahmat menyebutkan pusat perikanan terpadu akan dibangun di atas tanah seluas 100 hektare milik KKP dan Perum Perindo. Dia berangan-angan NFC akan menjadi semacam etalase atau ikon perikanan di Jakarta.
“Coba bayangkan ada whole shale market untuk ikan-ikan ekspor. Dibuat dua lantai, masing-masing lantai untuk ikan kebutuhan ekspor dan ikan kebutuhan lokal,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan fasilitas pendukung akan dimulai 2017, a.l. tempat pelelangan ikan sebanyak satu unit, dua unit ice flake maker 10 ton, empat unit ice flake maker 1,5 ton, shelter dan kendaraan roda enam untuk operasional di kawasan NFC.
Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP akan membangun pasar ikan modern dengan anggaran lebih dari Rp160 miliar.
Adapun Perum Perindo akan membangun rumah sakit nelayan, rumah singgah nelayan, transit shed modern, sea water reverse osmosis (SWRO) dengan kapasitas 3.000 ton, gedung perkantoran 21 lantai, dan food court.
Rahmat berharap gagasan pembangunan pasar ikan modern dapat menjadi model percontohan untuk pelabuhan lain sehingga cita-cita menempatkan Indonesia di garis terdepan sektor kelautan dan perikanan serta mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia terwujud.