Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Ekstrim Sebabkan Luas Tanam Padi Berkurang di Sumbar

Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah di Sumatra Barat dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan luas tanam padi turun dari target yang dipatok 516.000 hektare.
Petani tengah menggarap sawah/Reuters-Amit Dave
Petani tengah menggarap sawah/Reuters-Amit Dave

Bisnis.com, PADANG—Cuaca ekstrim yang melanda sejumlah daerah di Sumatra Barat dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan luas tanam padi turun dari target yang dipatok 516.000 hektare.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar Candra, mengatakan target luas tanam tahun ini dipatok 516.000 hektare namun mengalami penurunan menjadi hanya 496.000 hektare.

“Dampaknya, hanya ke luas tanam saja yang berkurang, karena terjadi gagal panen di beberapa titik. Tetapi produksi masih tetap tinggi, masih sesuai target kami,” katanya, Kamis (17/11/2016).

Menurutnya, perkiraan produksi padi daerah itu berkisar 2,60 juta ton, atau sedikit naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,56 juta ton.

Candra mengungkapkan untuk tahun depan, lembaganya sudah menyusun pola tanam yang dimulai sejak Oktober tahun ini untuk menjamin target produksi sebesar 3 juta ton pada 2017 terpenuhi.

Menurutnya target luas tanam dipatok mencapai 530.000 hektare yang diharapkan tuntas proses penamanan hingga 100% di bulan Agustus, sehingga target produksi terpenuhi.

Selain itu juga perbaikan sejumlah jaringan irigasi di 30 titik yang mencakup areal sawah seluas 165.000 hektare, terutama di daerah Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.

Sebelumnya, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal ketiga tumbuh melambat hanya 4,82%, menyusul penurunan kinerja sektor pertanian.

Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar Hefinanur menyebutkan dari sisi produksi, sektor pertanian mengalami penurunan atau minus 1,09%. Padahal sektor itu berperan paling besar dalam pembentukan PDRB Sumbar yang porsinya mencapai 24%.

“Selama triwulan III itu, untuk pertanian memang menurun produksinya, terutama padi sampai turun 5%, karena disebabkan cuaca ekstrem,” katanya.

Menurutnya, cuaca di sejumlah daerah seperti Kabupaten Tanah Datar, Limapuluh Kota dan Pasaman mengalami kekeringan dan panas berkepanjangan, sehingga menyebabkan gagal panen.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper