Bisnis.com, JAKARTA - Harapan produsen semen atas dorongan penjualan dari tren konsumsi akhir tahun memudar setelah penjualan semen justru anjlok pada Oktober.
Data Asosiasi Semen Indonesia menyatakan volume penjualan semen merosot 7,9% year on year pada Oktober menjadi 6,06 juta ton. Penjualan semen pada Januari—Oktober 2016 tarcatat sebanyak 50,76 juta ton atau naik 1,6% dibandingkan periode yang sama pada 2015.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan penurunan tajam pada volume penjualan semen sepanjang Oktober tahun berlawanan dengan tren penjualan pada tahun-tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan pertumbuhan volume penjualan semen biasanya semakin laju menjelang akhir tahun karena percepatan pembangunan proyek-proyek pemerintah.
Namun, realisasi pelaksanaan proyek-proyek pemerintah pada Oktober tahun ini tidak optimal. Pembangunan infrastruktur di Kalimatan Timur dan Sulawesi Tengah justru disetop karena keterbatasan anggaran.
Produsen semen juga merasakan penurunan permintaan dari pembeli ritel yang biasanya menggunakan semen untuk pembangunan rumah tinggal atau renovasi.
“Konsumsi semen pada Oktober terjun bebas. Semua daerah di Indonesia konsumsinya turun drastis kecuali Sulawesi. Ini di luar prediksi kami karena biasanya menjelang akhir tahun proyek infrastruktur maupun non-infrastruktur dikebut supaya tidak hangus anggarannya,” kata Widodo, Kamis (10/11/2016).
Widodo memperkirakan ada dampak pergeseran realisasi anggaran belanja pemerintah terhadap penjualan semen sepanjang Oktober. Selain volume penjualan semen yang sangat tinggi pada Oktober tahun lalu, selisih yang tajam juga disebabkan oleh realisasi proyek infrastruktur pemerintah yang jauh lebih awal pada 2016.