Bisnis.com, MANADO - Peluang ekspor produk Indonesia khususnya dari Manado ke Amerika Serikat bakal aman pasca terpilihnya calon dari Partai Demokrat Donald Trumpsebagai Presiden AS ke-45 dalam Pilpres 2016, Selasa (8/11/2016) dengan mengalahkan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara Dr Barens Youbert Maramis mengatakan pihaknya berharap produk ekspor Indonesia ke Amerika tidak akan terkena tarif berlebihan dengan kepemimpinan Presiden baru.
"Pemerintah Indonesia dan khususnya Sulut perlu pendekatan lebih intens dan bernegoisasi terhadap pemerintahan Donald J Trump agar produk-produk eksport kita tidak dikenai tarif berlebihan," kata Barens di Manado, Kamis (10/11/2016).
Dia mengatakan kalau dilihat dari slogan Presiden Amerika Donald J Trump yaitu "Make America Great Again", serta beberapa isu yang diutarakannya selama kampanye tentang proteksi, anti globalisasi, dan pajak rendah.
Maka arah pengembangan ekonomi USA, katanya, di masa depan lebih ke dalam. Trump ingin ekonomi dan pelaku bisnis AS kuat secara internal dulu, seperti konsolidasi internal.
"Jika itu terjadi, AS akan memperketat masuknya barang impor dengan cara melakukan kebijakan trade barrier (kebijakan anti free trade)," jelasnya.
Kebijakan ini akan mempengaruhi kebijakan perekonomian global. Seperti paradox karena sejak dahulu USA ingin free trade.
Trade barier, katanya, seperti kebijakan tarif masuk barang impor yang lebih tinggi akan membuat harga barang impor menjadi tinggi di pasar AS.
"Hal ini membuat daya saing produk luar negeri menjadi rendah," jelasnya.
Dipastikan jika Donald J Trump lakukan ini akan banyak tantangan dari berbagai negara. Perang tarif (dengan tujuan saling memproteksi) akan diberlakukan antar negara pengekspor.
"Jika ini terjadi, pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat," jelasnya.
Bagi Sulut, katanya, akan mengalami dampak langsung berupa semakin tingginya standart kualitas barang eksport ke AS. Jika hambatan perdagangan berupa tarif diberlakukan, harga produk di Indonesia akan menjadi tinggi dan tidak punya daya jual di AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw mengatakan kinerja ekspor ke Amerika hingga triwulan III/2016 cukup baik. "Produk ekspor Sulut yang paling banyak dikirim ke Amerika Serikat yakni Crude Coconut Oil (CCO) atau minyak kelapa kasar, ikan tuna segar, ikan kayu," kata Jenny.
Dia berharap kinerja ekspor Sulut ke Amerika akan semakin tinggi dan memberikan devisa cukup besar bagi negara.