Bisnis.com, JAKARTA – Kemeterian Pertanian menilai peternak sapi perah di dalam negeri masih perlu meningkatkan penerapan good agricultural practices (GAP) untuk meningkatkan kualitas produksi susu mereka.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita mengatakan mengatakan industri petenakan sapi perah nasional memang masih menghadapi beberapa persoalan seperti rendahnya populasi, skala kepemilikan rendah, lahan hijauan masih terbatas, dan pemahaman good agricultural practices (GAP) yang masih rendah.
“GAP belum diterapkan dengan baik sehingga kualitas susu segar tidak dapat mencapai standar kadar bahan tanpa lemak sehingga berdampak pada rendahnya harga beli oleh IPS. Hal ini juga mengakibatkan daya tawar peternak ke IPS rendah,” ujar Ketut di Jakarta, Selasa (9/11/2016).
Dia menyampaikan saat ini pemerintah tengah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi susu nasional. Pertama, meningkatkan jumlah sapi perah melalui program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB).
Kedua, pemerintah mendorong peningkatan produksi hijauan di padang pengembalaan. Ketiga, melakukan pembinaan peternak agar produk susu berkualitas. Keempat, mendorong kemitraan antara IPS dan peternak sapi perah.
“Kami juga mendorong investasi IPS di luar Jawa dengan mengembangkan sistem kluster peternakan sapi perah dengan memberikan fasilitas kemudahan izin dan permodalan. Kementan, Kemenperin, dan Kemendag di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian terus mengkaji langkah strategis tersebut,” kata Ketut.