Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI SAPI PERAH: Perlu Regulasi Perbaikan Harga

Investasi di sektor peternakan sapi perah di Tanah Air kurang menarik bagi para pemodal karena selain ketidakpastian serapan, peternak pun tidak memiliki daya tawar dalam hal penetapan harga pembelian susu oleh pabrik.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi di sektor peternakan sapi perah di Tanah Air kurang menarik bagi para pemodal karena selain ketidakpastian serapan, peternak pun tidak memiliki daya tawar dalam hal penetapan harga pembelian susu oleh pabrik.

Pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) berkuasa penuh menentukan harga susu yang mereka beli dari peternak. Harga pembelian per liter relatif rendah sehingga meski dikelola dalam skala besar, peternakan sapi perah tetap dinilai tidak menguntungkan.

Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito menyampaikan saat ini kebutuhan bahan baku susu Indonesia sebanyak 80%-nya didapat dari impor. peternak lokal di dalam negeri hanya berkontribusi sebensar 20% dari total bahan baku.

“Dari 20% kntribusi peternak lokal tersebut, sebanyak 85%-nya disumbang oleh peternak skala rumah tangga. Sisanya skala besar. Tapi posisi tawar keduanya sangat rendah. Buyer menentukan dan kami tidak ada plihan,” jelas Agus di Jakarta, Selasa (8/11).

Agus memaparkan dengan harga susu dari IPS saat ini di tingkat Rp4.500, dia menjamin tidak akan ada perusahaan yang berminat masuk ke sektor peternakan sapi perah. Dia mengusulkan harga susu di tingkat peternak yang diserap industri dapat dibeli dengan harga Rp7.000 per liter sehingga peternak tidak dirugikan.

Dari data yang dihimpunnya, biaya pakan per hari yang terdiri atas konsentrat dan pakan hijau yaitu Rp58.000 per ekor. Di sisi lain, dalam kasus paling optimistis, produksi susu per hari 16 liter, hanya dibeli seharga Rp72.000 oleh industri susu.

“Sisa per hari itu hanya Rp14.000 yang ini tidak cukup untuk biaya tenaga kerja, listrik, air, obat, inseminasi buatan, dan sebagainya. Harga susu kita sangat rendah, di China itu Rp7.330 per liter, di Vietnam, mereka terima Rp8.172 per liter,” jelas Agus. Dia mencatat harga susu di tingkat peternak pun tetap rendah meski dalam dua tahun terakhir harga susu global yang diimpor industri sedang turun.

Rendahnya investasi di sektor peternakan berlawanan dengan fakta bahwa konsumsi susu kita dari tahun ke tahun terus meningkat dan impor bahan baku pun kian masif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi susu per kapitan pada 2008 yaitu 8,5 liter dan mencapai 13,7 liter pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper