Bisnis.com, JAKARTA- FOMC meeting minggu ini dipastikan tidak menaikkan FFR target tetapi sinyal kenaikan di Desember 2016 akan semakin jelas.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan berselang sehari akan diumumkan tingkat pertambahan tenaga kerja nonpertanian yang diperkirakan naik, tambahan alasan untuk dolar kuat.
“Ketidakpastian menjelang pemilu AS Selasa mendatang, khususnya setelah keunggulan Clinton menipis terhadap Trump, akan mendorong penguatan dolar,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (2/11/2016).
Kenaikan minyak belum solid, tetapi harga komoditas lain masih di tren penguatan.
Sementara itu rupiah gagal menguat minggu lalu, dan berpotensi melemah minggu ini.
Walaupun harga komoditas menguat, ketidakpastian global mendorong pelemahan kurs serta obligasi di pasar negara berkembang.
Dari domestik, pesimisme terhadap prospek pertumbuhan naik dan inflasi yang naik diperkirakan bisa berlanjut. Setelah RAPBN 2017 yang optimistis disepakati.
“Saat ini fokus tertuju pada pertumbuhan PDB kuartal III/2016 yang dirilis minggu depan, dan diperkirakan melambat ke 5,05% YoY. Tetapi cadangan devisa yang datang dalam waktu dekat berpeluang naik. Itu biasanya mampu menambah bantalan di tengah gejolak eksternal,” kata Rangga.