Bisnis.com, SEMARANG— Bank Indonesia (BI) optimistis Indonesia bisa menjadi negara pengekspor bawang putih dalam kurun dua sampai tiga tahun mendatang kendati saat ini sekitar 97% kebutuhan dalam negeri masih impor.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Iskandar Simorangkir menyatakan optimistis itu didasari dari kondisi budi daya bawang putih di wilayahnya yang prospektif.
Saat ini, bawang putih tengah dikembangkan di delapan daerah, yaitu di Tegal, Pekalongan, Batang, Temanggung, Magelang, Karanganyar, Banjarnegara, dan Purbalingga. Di Tegal, per hektare lahan bawang putih bisa menghasilkan panen 22,3 ton. Di Solo, ada yang bisa 23,45 ton per hektare.
Melihat kondisi itu dan budi daya di beberapa daerah lain, pihaknya memproyeksikan Jateng menjadi penghasil bawang putih terbesar. Saat ini, pemasok nomor satu kebutuhan nasional, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Iskandar memaparkan saat ini kebutuhan bawang putih dalam negeri, sebanyak 500.000 ton. Sebanyak 97% di antaranya dipenuhi dengan impor dan hanya 3% yang dipenuhi dari pasokan dalam negeri.
”Dengan dukungan dari berbagai elemen seperti kementerian terkait, pemerintah daerah, dan para petani, dalam dua atau tiga tahu lagi, kami optimistis bawang putih Jawa Tengah tidak hanya bisa melampaui kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bisa diekspor,” terangnya, Selasa (25/10).
Bupati Tegal Enthus Susmono menjelaskan, bawang putih di Indonesia pernah mengalami kejayaan pada kisaran 1998. Melihat kondisi karut marut perekonomian saat ini, Enthus mengisyaratkan, kejayaan tersebut termasuk impian untuk menjadi negara pengekspor, baru akan terwujud dalam kurun waktu lama.