Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang dan Kosumen Properti Semakin Aktif

Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan meski masih belum seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi pengembang dan konsumen sektor properti kini sudah lebih aktif yang mengindikasikan kelesuan properti mulai berubah.
Aktivitas konstruksi properti di Jakarta/Reuters-Darren Whiteside
Aktivitas konstruksi properti di Jakarta/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA -  Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan meski masih belum seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi pengembang dan konsumen sektor properti kini sudah lebih aktif yang mengindikasikan kelesuan properti mulai berubah.

"Walaupun belum ditandai dengan peningkatan yang signifikan, baik para pengembang maupun konsumen terlihat lebih aktif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Menurut dia, kelesuan makroekonomi yang berangsur-angsur membaik dinilai mampu memunculkan sentimen positif terhadap bisnis properti secara keseluruhan.

Untuk itu, ujar dia, para pelaku bisnis properti diharapkan bisa selalu muncul dengan strategi baru mengingat persaingan akan semakin kompetitif.

Sementara itu, Country Head JLL Indonesia Todd Lauchlan meyakini bahwa dalam jangka waktu beberapa bukan ke depan, sejumlah aktivitas yang terjadi di dalam negeri akan dapat menstimulasi bisnis properti ke arah yang lebih baik.

Sebelumnya, pengamat sektor properti Ali Tranghanda memperkirakan sektor properti di Tanah Air yang sempat melesu dalam beberapa tahun terakhir akan mulai mengalami titik balik menuju kebangkitan pada semester II tahun 2016.

"Diperkirakan akan ada 'turning point' (titik balik) pada semester II/2016. Siklus properti sudah berada di titik paling bawah sehingga kemungkinan naiknya bakal lebih besar," kata Ali Tranghanda dalam diskusi "Potensi Dana Repatriasi Amnesti Pajak di Ranah Properti" di Synthesis Square, Jakarta, Kamis (22/9).

Menurut Ali Tranghanda, saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan upaya optimisme sektor properti sehingga jangan sampai ada lagi pesimisme dalam aktivitas perekonomian penting secara nasional tersebut.

Dia berpendapat bahwa siklus properti itu memang ada dan dari pergerakan yang ada, maka fase turunnya adalah pada periode 2014-2015.

Ali yang juga merupakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch itu juga mengingatkan bahwa mulai kuartal II/2016 juga ada beragam stimulus yang diberikan oleh pemerintah.

Ali juga mengemukakan kondisi demografi saat ini juga sangat mendukung karena banyak penduduk yang sedang berada dalam usia produktif serta sekitar 40 persen termasuk kelas menengah yang memiliki penghasilan sekitar Rp5 juta-20 juta per bulan. "Jadi potensinya ada di sana," katanya.

Namun, dia mengingatkan bahwa karena ada amnesti pajak maka banyak kelas menengah yang saat ini disibukkan dengan itu. Sedangkan pada akhir tahun biasanya penjualan properti agak sepi.

Sementara pada awal 2017 juga masyarakat sepertinya juga disibukkan dengan pemilihan kepala daerah seperti pada Pilkada DKI Jakarta, dan setelah pesta demokrasi itu diperkirakan akan ada gairah di sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper