Bisnis.com, JAKARTA--Hingga Agustus 2016, produksi batu bara para pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) masih tertekan.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, produksi PKP2B sepanjang periode Januari 2016-Agustus 2016 baru mencapai 153,53 juta ton.
Jumlah itu lebih rendah 21,15% dibandingkan dengan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 194,71 juta ton.
"Ekspor Januari-Agustus 2016 119,58 juta ton dan domestik 37,16 juta ton," kata Agung Pribadi, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Ekspor tersebut masih lebih rendah 21,99% dibandingkan dengan realisasi di periode yang sama tahun lalu sebanyak 153,28 juta ton.
Berbeda halnya dengan penjualan dalam negeri (domestic market obligation/DMO). DMO hingga Agustus 2016 naik sebesar 11,73% dibandingkan dengan DMO di periode yang sama tahun lalu sebanyak 33,26 juta ton.
Agung mengatakan sekitar 22 juta ton dari DMO PKP2B tersebut diserap oleh pembangkit listrik. Adapun hingga akhir tahun, serapan batu bara untuk pembangkit listrik diproyeksikan sebanyak 72 juta ton.
"Total DMO sampai akhir tahun hampir sama dengan tahun lalu sekitar 86 juta ton karena belum ada pembangkit baru dan kebutuhan industri relatif sama," tuturnya.