Bisnis.com, JAKARTA--PT KHI Pipe Industries membidik proyek-proyek minyak dan gas bumi untuk menyerap produksi pipa dan baja.
Direktur Utama PT KHI Pipe Industries Purwono Widodo mengakui produksi baja dan pipa Indonesia cenderung stagnan. Menurunnya harga minyak, menurutnya, berpengaruh terhadap penyerapan baja dan pipa nasional. Secara nasional, dia menggambarkan, Vietnam memproduksi 18 juta ton per tahun, Thailand sebesar 14 juta ton dan Indonesia 12 juta ton dalam tiga tahun terakhir.
Kendati demikian, dia menyebut beberapa proyek migas yang bisa membantu penyerapan produksi pipa dan baja. Sebagai contoh, dia menyebut proyek di hilir seperti pembangunan pipa sepanjang 1.680 km dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Tbk, pembangunan ruas Grisik-Pusri dan Duri-Dumai. Lalu, di hulu, proyek seperti Indonesia Deepwater Development (IDD) Jangkrik, Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru dan Lapangan Abadi, Blok Masela yang diperkirakan membutuhkan 320.000 ton baja.
"PGN menyediakan capex US$500 juta 1.680 km, Pertagas US$325 juta untuk proyek Grisik-Pusri, Duri-Dumai, IDD Jangkrik, Jambaran-Tiung Biru dan Masela yang butuh 320.000 ton baja," ujarnya dalam acara IndoPipe 2016 di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan pihaknya mempercepat sejumlah proyek hulu maupun hilir. Proyek prioritas tersebut yaitu proyek IDD Bangka yang onstream pada bulan ini, IDD Jangkrik yang beroperasi pada awal 2017, Jambaran-Tiung Biru juga pembangunan pipa yang menghubungkan pipa West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Pemping.
"Semua prioritas kan kami percepat aja," katanya.
Ini Sejumlah Proyek Migas yang Dibidik KHI
PT KHI Pipe Industries membidik proyek-proyek minyak dan gas bumi untuk menyerap produksi pipa dan baja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Duwi Setiya Ariyanti
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium