Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerja Sama Tenaga Kerja Indonesia dan Australia Segera Diteken

-Indonesia dan Australia bakal segera meneken kerja sama di bidang ketenagakerjaan dalam bentuk Skill Exchange Development Pilot Project.
Tenaga kerja asing/Ilustrasi-aniinstrument.com
Tenaga kerja asing/Ilustrasi-aniinstrument.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Australia bakal segera meneken kerja sama di bidang ketenagakerjaan dalam bentuk Skill Exchange Development Pilot Project.

Adapun, kerja sama tersebut disepakati dalam putaran keempat perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

"Kerja sama dalam kerangka Early Outcome IA-CEPA seperti Skill Exchange Development Pilot Project segera ditandatangani secara B-to-B bersamaan dengan acara Indonesian Fair yang akan dilaksanakan pada November 2016 di Perth," ujar Ketua Kelompok Perundingan Indonesia untuk IA-CEPA Deddy Saleh dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/8/2016).

Dalam putaran keempat tersebut, dua negara ini juga membahas beberapa isu utama. Antara lain soal Trade in Goods, Trade in Services, Investment, E-commerce, Competition Policy, dan Institutional and Framework Provisions.

Perundingan kali ini juga membahas Early Outcome IA-CEPA. Isinya antara lain IA-BPG Report, Red Meat and Cattle, Financial Services, Vocational Training and Skilled Workers, Indonesian Food Innovation Center (IFIC), Fashion and Jewellery Design, Drug and Food Standard, and Herbal Spa Aroma.

Deddy berujar perundingan ini diharapkan dapat selesai pada akhir 2017. Rancangan tersebut sesuai kesepakatan pada pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia pada 2 Agustus 2016 di Jakarta.

Pihak Indonesia sendiri berharap perundingan ini dapat meningkatkan kinerja perdagangan nasional. Deddy memaparkan, sejauh ini tren perdagangan Indonesia-Australia pada 2011-2015 turun sebesar 4,25%. Total perdagangan Indonesia dan Australia pada 2015 hanya mencapai US$8,5 miliar atau turun 19,8% dari US$10,6 miliar pada 2014.

Dari segi ekspor, nilai pengapalan produk Indonesia ke Australia pada 2015 yakni US$3,7 miliar. Namun, impor Indonesia ke Negeri Kanguru itu pada tahun lalu sebesar US$4,8 miliar. Akibatnya perdagangan Indonesia dengan Australia mengalami defisit sebesar US$1,1 miliar.

Adapun, komoditas ekspor Indonesia ke Australia meliputi other tubes & pipes; wood; tubes; pipes & hollow profiles; reception app for television; dan tyres. Kemudian, komoditas impor Indonesia dari Australia antara lain wheat & meslin; live bovine animals; cane; coal; dan iron ores.

Sementara itu, Deddy menjelaskan dalam perundingan ini, pihak Australia menginginkan skema kerja sama yang berbeda dari Free Trade Agreement (FTA) biasa. Keinginan tersebut disampaikan dalam pertukaran draf perjanjian dan pembahasan sebelum perundingan keempat digelar.

Delegasi Australia Frances Lisson mengatakan IA-CEPA harus menjadi sarana yang tepat dan menguntungkan kedua belah pihak. "Kami harapkan perundingan IA-CEPA ini menjadi wadah untuk menyusun perjanjian ekonomi modern dan komprehensif sesuai harapan para pengusaha dari kedua negara."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper