Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan Blok East Natuna akan menggunakan kontrak bagi produksi (production sharing contract/PSC) khusus karena dilakukan melalui mekanisme penugasan bukan lelang.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya melakukan penugasan khusus untuk pengelolaan minyak dan gas di Blok East Natuna.
Dengan demikian, bila biasanya perlu dilakukan lelang terlebih dahulu, kali ini pihaknya langsung menunjuk kontraktor untuk merumuskan naskah kontrak.
"PSC ini kan memang PSC khusus. Ini kan penugasan, jelas. Jadi tidak dilelang umum, langsung ditugaskan," ujarnya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (26/8/2016).
Meskipun ditarget agar penandatanganan kontrak dilakukan pada September 2016, pihaknya belum mau menyebut bagi hasil pemerintah dan kontraktor atas pengelolaan blok tersebut begitu pula insentif yang akan diberikan. Beberapa opsi, katanya, masih belum diputuskan.
Di sisi lain, saat ini terdapat dua struktur yaitu struktur minyak dan gas. Khusus gas, ujar Wirat, masih dilakukan kajian terkait aspek teknologi dan komersial. Kajian, katanya, ditarget selesai akhir 2017.
"Masih menunggu hasil studi teknologi, marketing, review. Akhir 2017 akan selesai [kajiannya]," katanya.
Sebelumnya, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation PT Pertamina Meidawati mengatakan pihaknya merencanakan penandatanganan kontrak bagi produksi (production sharing contract/PSC) Blok East Natuna pada September 2016.
Saat ini pihaknya masih melakukan kajian juga menyiapkan syarat dan ketentuan (terms and conditions/T&C). "September rencananya akan ditandatangani kontrak PSC-nya," ujarnya dalam jumpa pers tentang Kinerja Semester I/2016 Pertamina di Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Menurutnya, asumsi penandatanganan tersebut bertolak pada potensi gas dan minyak yang dihasilkan. Pengoperasian blok yang menyimpan potensi sebesar 222 trilion cubic feet (Tcf) dengan hanya 46 Tcf gas di antaranya yang bisa diproduksi tak bisa dilakukan secara terpisah.
Pasalnya, 72% komposisinya adalah karbondioksida. Blok tersebut juga menarik karena lokasinya yang strategis. "Karena menarik ya di wilayah perbatasan memberikan nilai pluslah ya untuk ketahanan kita juga dan kandungan minyaknya dan gasnya cukup tinggi," katanya.