Bisnis.com, KARANGANYAR - Bank Indonesia menargetkan Jawa Tengah menjadi pusat produksi bawang putih dalam tiga tahun mendatang seiring pengembangan klaster di daerah potensial.
Tahun ini, Bank Indonesia Perwakilan Jateng mengembangkan delapan klaster komoditas bawang putih yang tersebar di delapan kota/kabupaten Pekalongan, Tegal, Batang, Purbalingga, Karanganyar, Temanggung, Magelang, dan Banjarnegara.
Kepala Perwakilan BI Jateng menyatakan luas lahan untuk pengembangan delapan klaster bawang putih tahun ini sebanyak 28 hektare. Dari luasan lahan itu, katanya, mampu menghasilkan produksi sebanyak 500 ton-560 ton.
"Kami berharap Jateng jadi pusat produksi bawang putih. Swasembada bawang," paparnya disela sela acara Penandatangan Kerja Sama Klaster Program Pengendalian Inflasi Komoditas Bawang Putih di Karanganyar, Rabu (24/8/2016).
Dia menerangkan 95% bawang putih di Indonesia berasal dari impor. Kondisi tersebut, ujarnya, membuat para petani lokal menjerit karena harga tidak kompetitif. Menurutnya, tingkat inflasi salah satunya dipengaruhi komoditas bawang putih.
Dalam pengembangan klaster, pihak BI menggandeng stakeholder, sektor swasta, akademisi, dan pemerintah daerah. "Tanam bawang putih dilakukan beberapa bulan lalu. Mungkin Oktober panen," ujarnya.
Iskandar mengatakan produksi bawang putih dari Jateng pernah mengalami era kejayaan pada 1980-1990-an. Waktu itu, katanya, produksi bawang putih pada 1996 mencapai 145.800 ton. Kemudian, setiap tahun terus mengalami penurunan produksi yang tahun kemarin hanya di angka 20.000 ton.
Dwi Pranoto, Kepala Departemen Regional 2 BI menyatakan sekarang konsentrasi yang perlu digenjot yakni menghasilkan bibit. Menurutnya, harga bibit yang melambung menyebabkan petani tidak fokus menggarap lahan. "Jateng punya road map pengendalian inflasi," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jateng Ganjar Prabowo mengatakan wilayahnya menerapkan integrated farming system. Dalam pengendalian inflasi, katanya, Jateng menerapkan sistem informasi harga komoditi atau SiHati.
"Petani jangan jual dulu saat panen Oktober. Saya ingin pantau dan kembangkan sistemnya. Akan kami lebarkan komoditas lain yang rawan inflasi, yakni cabai dan bawang merah," paparnya.