Bisnis.com,JAKARTA— Singapura berencana menyamai Swedia dalam hal penggunaan sarana pembayaran digital.
Negara tersebut berencana mengurangi penggunaan uang tunai dan cek dalam aktivitas ekonomi serta mendorong bank-bank untuk menggalakkan pembayaran secara digital (digital payment).
Menurut Ravi Menon, Managing Director Otoritas Keuangan Singapura sirkulasi uang tunai di Singapura mencapai sekitar 8.8% dari PDB negara tersebut dibandingkan dengan hanya 2% PDB di Swedia. Selain itu secara rata-rata setia orang di Singapura disebut mengeluarkan 12.7 lembar cek per 2014 dibandingkan dengan Swedia yang sudah tidak lagi menggunakan cara transaksi tersebut.
“Penggunaan uang tunai dalam pembayaran sehari-hari sangat tinggi di kalangan konsumen. Sementara itu, penggunaan cek untuk kebutuhan bisnis juga relatif tinggi,” kata Menon seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (19/8/2016).
Berdasarkan keterangan Menon Singapura menggelontorkan biaya sekitar US$1.5 miliar setiap tahun untuk penyimpanan dan pemrosesan transaksi dengan cek.
Singapura berambisi menjadi hub industri teknologi keuangan di Asia dan berusaha untuk meningkatkan ekonominya, menciptakan lapangan kerja serta mengukuhkan posisinya sebagai pusat perbankan regional.
Otoritas Keuangan Singapura meminta para bank untuk mengenakan biaya layanan penggunaan kertas secara intensif dalam transaksi mereka seperti biaya untuk memproses cek guna mendorong pelanggan beralih ke pembayaran digital.
Otoritas Keuangan Singapura juga menginginkan agar mulai tahun depan transaksi digital dilakukan menggunakan ponsel, atau nomor identitas nasional, atau nomor lain yang lebih aman dibandingkan dengan nomor rekening perbankan
Berdasarkan laporan Citigroup yang dipublikasikan pada Juni, Singapura, bersama dengan Finlandia, Swedia, dan Inggris dinyatakan sebagai negara dengan perekonomian yang paling siap untuk menerapkan pembayaran digital berdasarkan pada tingginya penggunaan ponsel pintar dan layanan perbankan. Apple Inc memperkenalkan layanan pembayaran berbasis ponsel (mobile payment) bernama Apple Pay pada April lalu di Singapura sementara Samsung mengikuti jejak Apple dua bulan kemudian.