Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Cukup Bangun Pabrik, RI Dorong Apple Investasi Proyek AI

Kemenperin berharap tawaran investasi Apple di Indonesia bisa lebih besar lagi dibandingkan cuma Rp1,58 triliun.
Smartphone Apple iPhone 16 Pro Max di sebuah toko di Moskow, Rusia. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Smartphone Apple iPhone 16 Pro Max di sebuah toko di Moskow, Rusia. REUTERS/Evgenia Novozhenina

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menawarkan Apple untuk berinvestasi di bidang research and development (R&D), khususnya terkait dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan hal itu usai menerima proposal investasi Apple senilai US$100 miliar atau setara Rp1,58 triliun (asumsi kurs Rp15.800 per dolar AS).

Menurutnya, investasi itu sejauh ini bertujuan untuk membangun pabrik aksesoris dan komponen di Bandung, Jawa Barat serta pengembangan Apple Academy.

Febri menyebut tujuan investasi Apple di Indonesia tak terbatas untuk membangun pabrik saja. Oleh karena itu, Kemenperin turut menawarkan produsen iPhone itu berinvestasi di bidang riset dan pengembangan.

"Tidak [gol investasi tak hanya bangun pabrik]. Kita bisa juga menawarkan ke Apple untuk membangun R&D, research and development, terutama untuk terkait industri 4.0, terkait dengan artificial intelligence, kan beberapa kekuatan Apple itu kan ada di sana," jelas Febri.

Di sisi lain, Febri berharap investasi Apple bisa lebih besar lagi dibandingkan cuma Rp1,58 triliun. Sebab, jika Apple benar-benar ingin bangun pabrik, harus pabrik besar.

"Kami pemerintah tentu ingin lebih besar. Ya, karena tentu berharapnya bangun industri manufakturnya di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Febri mengatakan Apple juga bisa menggaet industri dalam negeri untuk menjadi bagian dari global value chains mereka. Febri menilai Indonesia punya banyak industri dalam negeri yang bisa membuat komponen dari iPhone.

Dia mengklaim industri dalam negeri juga mampu membuat charger, kabel, hingga aksesoris lainnya.

"Kalau itu dimasukkan, mereka beli saja produk dari industri dalam negeri sebagai bagian dari komponen-komponen mereka, itu tentu akan sangat kita inginkan, karena itu juga akan memiliki multiplier effect, terutama dari sisi tenaga kerja di Indonesia," tutur Febri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper