Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembalikan Kejayaan Bagansiapiapi Penghasi lkan Terbesar Di Dunia

Sejumlah kalangan menyerukan semua pihak bersinergi mengembalikan kejayaan Kota Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, dapat menjadi penghasil ikan terbesar di dunia.
Ilustrasi perikanan/Antara-Fanny Octavianus
Ilustrasi perikanan/Antara-Fanny Octavianus

Bisnis.com, JAKARTA -  Sejumlah kalangan menyerukan semua pihak bersinergi mengembalikan kejayaan Kota Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, dapat menjadi penghasil ikan terbesar di dunia.

Pernyataan itu dihimpun Antara di Jakarta, Minggu (14/8/2016) malam, melalui wawancara dengan Sekretaris Bidang Maritim DPP-PDIP Ama Banapon dan anggota DPRD Kabupaten Rokan Hilir, Maston Saragih.

Ama Banapon yang baru mengunjungi Kota Bagansiapiapi dalam rangka merancang program kemaritiman -- termasuk upaya mengembalikan kejayaan kawasan dimaksud -- telah bertemu Bupati Rokan Hilir Suyatno dan kalangan DPRD setempat guna menyiapkan sejumlah langkah.

"Karena visi, misi dan program utama pembangunan Presiden Joko Widodo adalah menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, maka menelusuri jejak-jejak sejarah kita lakukan, salah satunya adalah kejayaan Bagansiapiapi sebagai penghasil ikan terbesar dunia itu," kata Ama Banapon, yang menyelesaikan program master (S-2) Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Ia menjelaskan pihaknya di bawah arahan dan koordinasi Prof Rokhmin Dahuri yang menjadi Ketua DPP-PDIP Bidang Maritim, dan dikenal sebagai pakar perikanan kelautan, sedang dan sudah mempersiapkan sebuah gerakan kebangkitan menuju nelayan sejahtera terkait visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD) yang menjadi program utama pembangunan Presiden Joko Widodo.

"Jadi, selama lima tahun program-program yang disiapkan akan disinergikan dengan kebijakan pemerintah," katanya.

Merujuk sejarah, ia menjelaskan bahwa Pelabuhan Bagansiapiapi pernah mencapai kejayaan di era penjajahan Belanda silam (1930-an).

Pada masa itu kejayaan Bagansiapiapi mencapai puncak tatkala produksi ikannya mencapai 300.000 ton per tahun.

Capaian itu memosisikan Bagansiapiapi menjadi pelabuhan dengan produksi ikan terbanyak dan teramai kedua di dunia setelah Norwegia.

Sementara itu, Maston Saragih, anggota Komisi D DPRD Rohan Hilir menyebut bahwa upaya mengembalikan kejayaan Bagansiapiapi menjadi penghasilan ikan terbesar dunia membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah pusat.

"Bupati Rokan Hilir berkomitmen kuat untuk menjadikan Bagansiapiapi kembali berjaya di bidang maritim dan perikanan dunia, namun dengan APBD yang terbatas, tentu butuh dukungan dan bantuan, baik dari provinsi dan pemerintah pusat," katanya.

Ia menyebut dari anggaran APBD daerah itu lebih kurang Rp1,2 triliun, alokasi untuk bidang kemaritiman dan perikanan hanya sekitar Rp4-5 miliar.

"Itupun sebagian besar untuk belanja pegawai, sehingga alokasi untuk pemberdayaan nelayannya sendiri sebagai aktor utama pembangunan kelautan dan perikanan tidak maksimal," katanya.

Karena itu, kata dia, dibutuhkan dukungan kuat dari pemerintah pusat, khususnya dari Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Menko Perekonomian, Menteri Kelautan dan Perikanan, serta para pihak terkait lainnya.

Dalam kaitan itu, pihaknya akan menyertai bupati guna melaporkan upaya dan program guna mengembalikan kejayaan Bagansiapiapi menjadi pusat perikanan dunia untuk bertemu pemerintah pusat dalam waktu segera.

Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Abdurrahman "Gus Dur" Wahid dan era Presiden Megawati Soekarnoputri, dalam diskusi dengan redaksi Antara menyatakan potensi kelautan dan perikanan Indonesia masih sangat besar karena 75 persen luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta kilometer persegi adalah lautan.

Sedangkan luas wilayah daratan pun, kata dia, sebanyak 28 persen atau 54 juta hektare berupa lahan perairan tawar seperti danau, waduk, sungai dan rawa.

Guru Besar IPB itu menegaskan bahwa estimasi nilai ekonomi perikanan budi daya dapat mencapai 80 miliar dolar AS per tahun dan masih dapat dikembangkan, sedangkan estimasi nilai ekonomi perikanan tangkap 12 miliar dolar AS per tahun.

Ia menegaskan ekonomi kelautan merupakan salah satu tulang punggung untuk mewujudkan Indonesia sebagai PMD.

Ridwan Chaidir


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper