Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERDAGANGAN BEBAS: RI-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement Rampung 2017

Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement ditargetkan rampung 2017
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA— Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement ditargetkan rampung 2017.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kemarin (2/8/2016), pihaknya telah menerima rekomendasi untuk perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement  (IA-CEPA).

Rekomendasi tahap dua dari kalangan pengusaha yang tergabung dalam Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA BPG) tersebut akan menjadi pertimbangan tim negosiator IA-CEPA.

Enggartiasto menyebut, pihaknya mendukung penyelesaian perundingan IA-CEPA mengingat potensi kerjasama yang saling menguntungkan. Apalagi, kerjasama IA-CEPA pun bisa segera diimplementasikan dua negara ini tanpa menunggu penyelesaian perundingan.

“Inilah yang membuat kedua negara saling mendukung penyelesaian perundingan IA-CEPA pada 2017,” ujar Enggartiasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/8/2016).

Laporan IA BPG berisi 75 rekomendasi dengan memprioritaskan sejumlah sektor yang berpotensi untuk dapat segera dikerjasamakan kedua negara. Sektor tersebut antara lain pariwisata dan hospitality, pendidikan dan pelatihan, ketahanan pangan dan pasokan pangan global, kesehatan, ekonomi digital, e-commerce dan industri kreatif, serta infrastruktur dan energi.

Adapun, perundingan IA-CEPA telah diaktifkan kembali sejak Maret 2016. Perundingan ini telah melewati tahapan negosiasi ke-3 yang digelar pada 2-4 Mei 2016 di Yogyakarta. Rencananya, perundingan berikutnya bakal dilaksanakan pada 23-26 Agustus 2016 di Australia.

Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Steven Ciobo berharap dalam pertemuan berikutnya, tim perunding dari kedua negara ini dapat menemui kata sepakat pada beberapa isu cakupan IA-CEPA. “Sehingga perundingan IA-CEPA dapat diselesaikan sesuai waktu yang disepakati.”

Sementara itu, tren perdagangan Indonesia-Australia pada 2011-2015 mengalami penurunan sebesar 4,25%. Total perdagangan Indonesia dan Australia pada 2015 mencapai US$8,5 miliar, turun 19,8% dari sebelumnya US$10,6 miliar di 2014.

Nilai ekspor Indonesia ke Australia pada 2015 sebesar US$3,7 miliar. Pada tahun yang sama, impor Indonesia dari Australia sebesar US$4,8 miliar. Dengan nilai tersebut,perdagangan Indonesia dengan Australia mengalami defisit sebesar US$1,1 miliar.

Komoditas ekspor Indonesia ke Australia meliputi other tubes & pipes; wood; tubes, pipes and hollow profiles; reception app. for television; dan tyres. Sementara, komoditas impor Indonesia dari Australia antara lain wheat & meslin; live bovine animals; cane; coal; dan iron ores.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper