Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Poliester Melonjak, Produsen Serat Sintetis Curiga

Data BPS menunjukkan volume impor textured yarn of polyester naik 46,22% dari 13,01 juta kilogram pada JanuariMei 2015 menjadi 19,02 juta kilogram pada JanuariMei 2016.

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen serat sintetis mencurigai ada kebocoran tata niaga yang membuat impor poliester melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Sekjen Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi), Redma Wirawasta, mengatakan produksi filamen mengalami salah satu periode yang terburuk pada semester I/2016.

Produksi filamen turun dari 270.000 ton pada semester I/2015 menjadi 230.000 ton pada semester I/2016. Volume produksi semakin menyusut tersebut setelah turun dari 615.000 ton pada 2014 menjadi 586.000 ton pada 2015.

“Untuk produksi filamen, semester kemarin lagi jelek-jeleknya. Apalagi ada produk yang impornya naik lumayan tinggi,” kata Redma kepada bisnis, Selasa (19/7/2016).

Produk mengalami kenaikan impor tinggi adalah filamen jenis draw texturised yarn (DTY), bahan baku produksi kain yang sering digunakan untuk kostum tim olah raga atau celana olah raga.

Data BPS menunjukkan volume impor textured yarn of polyester naik 46,22% dari 13,01 juta kilogram pada Januari—Mei 2015 menjadi 19,02 juta kilogram pada Januari—Mei 2016.

Redma mencurigai ada kebocoran tata niaga yang membuat volume impor produk DTY naik tajam. Beberapa perusahaan diduga menjual DTY impor ke pembeli non-produsen, termasuk ke produsen perajutan dan pengayaman rumahan.

Dia mengaku sudah mengantongi nama-nama perusahaan yang menjual produk impor tidak sesuai aturan dan segera melaporkan dugaan kebocoran tata niaga tersebut ke Kementerian Perdagangan.

“Impornya besar sekali. Kami sudah punya nama-nama perusahaannya, barang impor yang seharusnya buat produsen mereka perdagangkan ke pembeli lain,” kata Redma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper