Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II/2016, Industri Mamin Diprediksi Tumbuh 8%

Industriwan sektor mamin memprediksi pertumbuhan pada kuartal II/2016 akan naik tipis menjadi 8% diikuti dengan membaiknya permintaan dan target investasi yang masuk tahun ini diprediksi mencapai Rp50 triliun.
Pengolahan ikan
Pengolahan ikan

Bisnis.com, JAKARTA – Industriwan sektor mamin memprediksi pertumbuhan pada kuartal II/2016 akan naik tipis menjadi 8% diikuti dengan membaiknya permintaan dan target investasi yang masuk tahun ini diprediksi mencapai Rp50 triliun.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan kuartal II tahun ini industri bakal naik pertumbuhannya mencapai 8% yang salah satu disokong dari naiknya upah minimum provinsi.

“Angka 8% itu angka yang aman. Kalau kuartal I kontribusi pertumbuhan lebih karena harga, tahun ini lebih karena volume. Dengan kenaikan upah memicu kenaikan daya beli, apalagi tahun ini kami tidak menaikkan harga,” katanya di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (13/7/2016).

Pada tahun ini industri makanan dan minuman ditargetkan bakal menyerap investasi sebesar Rp50 triliun yang banyak didapat dari dana asing, seperti Korea Selatan, India, dan Jepang. 

“Investasi bakal positif seperti pada 2014 yang mencapai Rp40 triliun. Banyak yang mau investasi ke industri pendukungnya, termasuk perasa dan pewarna banyak karena ini akan mendukung industri hilirnya,” katanya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor makanan dan minuman mendapat suntikan investasi dari dalam negeri senilai Rp8,9 triliun dan US$468,8 juta dari penanaman modal asing pada kuartal I/2016.

Dia menjelaskan distribusi produk makanan lancar saat Lebaran sehingga stok di pasar masih aman, meski distribusi menggunakan truk masih belum boleh melanjutkan operasi.

Menurut Adhi, perbaikan pada kuartal II akan diperkuat dari kenaikan penjualan saat Lebaran yang berkontribusi sebesar 30%, terutama pada Mei-Juli. Hal tersebut memicu pencapaian industri makanan dan minuman pada semester I/2016 sudah menyentuh 8%.

DAGING KERBAU

Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, impor daging kerbau akan masuk mulai bulan ini. Adhi mengatakan hal tersebut menjadi sinyal posistif bagi industri pengolahan daging karena sudah banyak daerah di Indonesia yang menjadikan daging kerbau sebagai bahan baku karena memiliki struktur daging yang sama.

“Seharusnya tidak ada pembatasan antara daging kerbau ataupun sapi karena itu tergantung pada selera konsumen. Di daerah-daerah sudah banyak, seperti Makassar dan Jawa Tengah,” katanya.

Negara lain seperti Malaysia dan Singapura sudah mengimpor dan mampu memproses produk olahan seperti sosis, kornet, dan nugget. Begitu pula Indonesia juga telah banyak mengimpor produk makanan yang berbahan baku daging kerbau, seperti kornet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper