Bisnis.com, SEMARANG-- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang dan menggelar pasar murah untuk mencegah penimbunan pasokan komoditas bahan pokok selama Ramadan dan Lebaran.
Selain itu, TPID di masing masing kabupaten/kota menggelar pasar murah di daerah rentan kemiskinan.
Wakil Ketua TPID Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang lebih tinggi.
Adapun, sidak pasar dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan penimbunan stok komoditas pokok yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
"Sidak pasar sudah kami lakukan beberapa kali untuk memastikan stok komoditas pokok tersedia. Dari hasil sidak, memang stok di pasaran sangat mencukupi sehingga seharusnya lonjakan harga tidak terjadi," kata Iskandar, Kamis (16/6/2016).
Dalam penyelenggaraan pasar murah, pihaknya ingin instansi maupun stakeholder terkait mengadakan secara serentak.
Jika tidak bersamaan, Iskandar berpendapat hasilnya tidak akan signifikan untuk menekan lonjakan harga di pasaran.
"Mestinya serentak dan sering dilakukan biar hasilnya kelihatan," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jateng memastikan pasokan bahan pangan strategis terpantau cukup.
Hal itu berdasarkan pantauan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ke sejumlah titik antara lain gudang beras Bulog Dirve Jateng, Gudang Gula Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan gudang distributor ayam ras.
Agar inflasi tetap terjaga, Ganjar mengimbau masyarakat dapat bersikap bijak dalam berbelanja. Hal ini diharapkan dapat menekan peluang kenaikan harga selama bulan puasa sampai Lebaran.
Menurut Ganjar, pasokan beras di Jateng mampu memenuhi kebutuhan sampai Desember. Selain itu, juga ditopang dengan musim panen yang terjadi pada bulan ini.
"Pasokan cukup. Bahkan, kami sudah bisa memasok kebutuhan di daerah lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Iskandar mengakui tidak ada kendala terkait pasokan. Berdasarkan pantauan, pasokan pangan dalam keadaan aman.
Menurutnya, perkembangan harga juga relatif stabil. Kenaikan hanya terjadi pada beberapa komoditas dengan peningkatan yang tidak berlebihan.
"Di antaranya harga daging dan telur ayam ras yang naik berkisar Rp3.000/kg sampai Rp4.000. Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih," katanya.
Dia menambahkan penurunan harga tersebut selain disebabkan peningkatan pasokan hasil panen juga turut didukung oleh penyelenggaraan pasar murah di beberapa lokasi di Jateng.
Dengan pasokan aman, dia memprediksi inflasi Jateng pada Juni 2016 di kisaran 0,35%-0,4%, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan prediksi inflasi nasional yang mencapai 0,59%.
"Prediksi kami, inflasi Jateng lebih rendah dari nasional," katanya.