Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Sutet Tanjung Jati-Cibatu Proses Persiapan Lahan

Pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi atau Sutet sepanjang 660 km dari Tanjung Jati (Ungaran, Jawa Tengah) menuju Cibatu (Indramayu, Jawa Barat) mendesak untuk segera dibangun.
Sutet/Bisnis.com
Sutet/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG--Pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi atau Sutet sepanjang 660 km dari Tanjung Jati (Ungaran, Jawa Tengah) menuju Cibatu (Indramayu, Jawa Barat) mendesak untuk segera dibangun.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan XVI Amihwanuddin mengatakan saluran tersebut menjadi tulang punggung untuk mengevakuasi daya listrik. Dalam rencana pembangunan akan dilakukan pada Januari 2017 mendatang.

"Saat ini masih dalam tahap penentuan lokasi. Kalau proyek ini tidak selesai, bisa dipastikan beberapa tahun mendatang di Jawa tidak akan berkembang distribusinya," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Senin (13/6/2016).

Secara lebih mendetail, proyek senilai Rp10 triliun tersebut akan melintasi 14 kabupaten/kota di Jateng. Sebanyak enam kabupaten akan dilewati pada jalur transmisi Tanjung Jati-Tx (Ungaran-Pedan), yakni Kabupaten Jepara, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Semarang.

Selain itu terdapat jalur transmisi Ungaran-Mandirancan yang melewati Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Dalam proyek tersebut akan dikembangkan 1.320 menara, di mana 1.055 menara di antaranya terletak di Jawa Tengah. Kebutuhan lahan untuk pembangunan setiap menara adalah 40 meter x 40 meter.

Pihaknya menargetkan proses pembebasan lahan dapat rampung Desember tahun ini. Proyek pembangunan sendiri diperkirakan memakan waktu hingga dua tahun, sehingga diproyeksi selesai pada Desember 2019.

Amihwanuddin mengakui proses pembebasan lahan bukanlah hal mudah. Setelah izin penentuan lokasi dikeluarkan, pihaknya siap melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat. Selain itu, lahan yang terkena dipastikan akan memperoleh kompensasi.

"Kami akan sosialisasi besar-besaran, dengan melibatkan perguruan tinggi. Masalah kebutuhan listrik, butuh tidak butuh harus dipersiapkan, agar negara maju. Kalau pembangkit listrik di Batang selesai, tapi sutet belum ada, tidak ada gunanya. Mau disalurkan ke mana," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatia Qanitat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper