Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dianggap Gagal Kendalikan Harga

Pemerintah gagal menurunkan harga daging sapi ke level Rp80.000 per kilogram sehingga opsi penambahan kuota impor daging sapi dibuka.
Pedagang memisahkan tulang dari daging saat berjualan di Pasar Peunayung, Banda Aceh, Rabu (12/8)./Antara
Pedagang memisahkan tulang dari daging saat berjualan di Pasar Peunayung, Banda Aceh, Rabu (12/8)./Antara
Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah gagal menurunkan harga daging sapi ke level Rp80.000 per kilogram sehingga opsi penambahan kuota impor daging sapi dibuka.
 
Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga jual rata-rata daging sapi nasional pada 9 Juni 2016 mencapai Rp115.640 per kilogram. Adapun rata-rata harga daging sapi di pasar Jakarta masih sekitar Rp116.820 per kilogram. Kisaran harga tersebut masih jauh di atas harga ideal yang diinginkan Presiden Joko Widodo yakni Rp80.000
per kilogram.
 
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan pemerintah telah menggelar operasi pasar daging sapi dengan harga Rp80.000 per kilogram, namun harga daging sapi belum juga turun. Oleh karena itu, pemerintah akan terus menambah kuota impor daging sapi hingga harga mengarah ke level Rp80.000 per kilogram.
 
"Masih coba terus, masih akan ditambah izin impor," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
 
Namun, pihaknya masih enggan menyebutkan tambahan kuota impor daging sapi untuk menurunkan harga menjelang lebaran.
 
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengaku belum ada keputusan mengenai tambahan kuota impor daging sapi. "Masih belum ada perubahan dari yang saya sampaikan kemarin," ungkapnya.
 
Sebelumnya, dia telah membatalkan peraturan yang hanya membolehkan impor daging sapi lewat badan usaha milik negara (BUMN). Dengan pembatalan ini, pihak swasta diperbolehkan mengimpor daging sapi.
 
Izin impor daging sapi untuk swasta mulai diberikan tahun ini. Thomas telah memberikan izin kuota impor sapi kepada swasta sebesar 23.200 ton. Kuota ini diberikan sebagai upaya menurunkan harga daging sapi ke level Rp80.000 per kilogram menjelang lebaran.
 
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Djarot Kusumajakti mengaku telah mendapatkan kuota impor daging sapi sebanyak 10.000 ton dari pemerintah. Namun, mencari daging sapi di luar negeri dalam waktu cepat bukanlah hal mudah. Dia memberikan gambaran impor 10.000 ton daging sapi setara dengan 50.000 ekor sapi.
 
Apalagi, saat ini Indonesia hanya mengimpor daging sapi dari dua negara yaitu Australia dan Selandia Baru yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemerintah memiliki rencana untuk mengimpor dari negara lain yang juga bebas PMK.
 
"Begitu barang ada, kita akan langsung eksekusi," tambahnya.
Dari total 10.000 ton, saat ini Bulog baru mengimpor sekitar 2.050 ton daging sapi. Dia memprediksi Bulog hanya akan bisa mengimpor sekitar 3.000 ton hingga lebaran.
 
"Tidak cukup waktunya [untuk mengimpor 10.000 ton hingga lebaran]," jelasnya.
 
Sebanyak 2.050 ton daging sapi tersebut berasal dari Australia. Bulog sedang bernegosiasi dengan Selandia Baru untuk mendapatkan tambahan pasokan daging. Jika menemui kesepakatan, akan ada tambahan sekitar 500 ton atau 1.000 ton daging sapi dari Selandia Baru.
 
"Masih proses registrasi. Intinya begitu keluar, Menteri Perdagangan akan keluarkan izinnya. Baru kita akan eksekusi," tambahnya.
 
Lebih jauh, Djarot mengharapkan harga daging sapi akan turun menjadi Rp80.000 per kilogram. Dia menegaskan Bulog telah menjual daging sapi seharga Rp80.000 tanpa subsidi dan tidak mengalami kerugian.
 
"Mari kita bayangkan teman-teman yang mau jual di atas 80 ribu cari untungnya kan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper