Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo meminta agar pengawasan kepada tenaga kerja asal Indonesia atau TKI diperketat. Di samping itu, Presiden meminta pembinaan untuk TKI juga ditambah.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan, Kepala Negara mendapat laporan bahwa ada 8 orang TKI terlibat ISIS.
"Dan itu menjadi concern pemerintah Korea tapi sudah dideportasi ke Indonesia. Karena itu saya dipanggil Pak Presiden. Beliau meminta agar itu dipantau khusus jangan sampai terulang," katanya di Kompleks Istana Negara, Selasa (24/5/2016).
Deportasi kedelapan TKI tersebut, lanjutnya, sebenarnya sudah dilakukan sebulan yang lalu. TKI tersebut berasal dari berbagai macam daerah, misalnya Indramayu Jawa Barat, dan Pati, Jawa Tengah.
Nusron mengatakan rata-rata kedelapan TKI tersebut bekerja di pabrik dengan rata-rata lama bekerja 3--4 tahun.
Saat ini, langkah BNP2TKI telah bekerjasama dengan Densus 88 untuk dilakukan surveilance dan pembinaan khusus. Selain itu, sebelum keberangkatan, para TKI akan diberi materi tentang Islam dan Kebangsaan.
"Sebelum berangkat dikasih materi itu. Kedua, kan kebetulan di sana ada 42 masjid. Ya kita adakan semacam deklarasi workshop kepada pengurus masjid supaya lebih aware," katanya.
Menurutnya, kejadian di Korea Selatan tersebut merupakan peristiwa pertama di mana ada TKI yang terlibat ISIS. Sebelumnya, belum pernah ada kejadian seperti itu.