Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Waspadai Gejolak Harga Pangan Pada Periode Basah

Bank Indonesia menyatakan perlunya kewaspadaan terhadap gejolak harga pangan terutama di semester kedua terutama saat memasuki periode basah atau La Nina.
Ilustrasi: Pedagang daging sapi melayani pelanggan./Antara-Zabur Karuru
Ilustrasi: Pedagang daging sapi melayani pelanggan./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan perlunya kewaspadaan terhadap gejolak harga pangan terutama di semester kedua terutama saat memasuki periode basah atau La Nina.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan inflasi memang cukup terkendali dari kelompok komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices) yang bahkan menyumbang deflasi.

Namun, gejolak harga pangan masih menjadi tantangan terbesar dalam pengendalian laju inflasi terutama pada komoditas bawang merah, cabai, daging sapi, dan daging ayam.

Masalah ketersediaan pangan yang belum merata di setiap pulau bisa menjadi pendorong akumulasi inflasi yang tinggi secara nasional.

“Yang perlu diperhatikan sebetulnya untuk satu daerah misalnya pulau Jawa atau Sumatra itu ketersediaan pangan ada, tapi di pulau lain tidak tersedia sehingga kemudian terjadi inflasi yang bisa berpengaruh terhadap inflasi nasional,” jelasnya di Jakarta, Jumat (20/5/2016).

Pada April 2016, tercatat deflasi 0,45% (mtm) dan 3,6% secara tahunan. Angka itu masih pada koridor sasaran inflasi 2016 sebesar 4%±1%.

Kelompok barang yang harganya diatur pemerintah menjadi penyumbang utama deflasi terutama oleh penurunan harga BBM, tarif angkutan umum, dan tarif tenaga listrik.

Sementara itu, harga pangan masih berkontribusi terhadap inflasi sebesar 1,04% (mtm) atau secara tahunan sebesar 9,44%.

Inflasi inti masih relatif rendah pada level 0,15% (mtm) atau 3,41% (yoy) karena menguatnya nilai tukar dan terbatasnya permintaan domestik.

“Kalau lihat di akhir tahun memang untuk harga-harga yang dikendalikan pemerintah semakin sedikit perannya terhadap inflasi. Tapi kalau harga pangan yang bergejolak, itu perlu kita waspadai,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper