Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jawa Barat (Jabar) menilai produksi pada kuartal I/2016 sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Diperta Jabar Uneef Primadi mengatakan produksi padi pada kuartal I/2016 atau Januari-April mencapai 4,65 juta ton gabah kering giling (GKG) dari luas panen 750.000 hektare (ha) dengan tingkat produktivitas 6,2 ton per ha.
"Realisasi produksi padi kuartal I kendati didorong cuaca hujan yang tidak menentu tapi tidak mengganggu hasil," ujarnya kepada Bisnis.com di Bandung, Selasa (10/5/2016).
Dia juga memperkirakan produksi pada kuartal II/2016 tidak akan terjadi potensi gagal panen. Dia mengutip informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Juni mendatang terjadi fenomena iklim La Nina yang beralih ke musim kemarau.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengantisipasi apabila terjadi kekeringan dengan mempersiapkan pompa air di areal pertanian yang berpotensi kekeringan. "Tapi kalau dilihat kecukupan air untuk mengairi areal pertanian sudah bagus."
Adapun, target produksi padi sepanjang tahun ini mencapai 12,1 juta ton dari berbagai daerah di Jabar yang sebagian besar penyokong kebutuhan nasional.
Di samping itu, petani padi dapat terlindungi oleh program asuransi usaha tani padi (AUTP) jika terjadi gagal tanam atau panen akibat kebanjiran, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Dia menjelaskan total premi asuransi bagi petani apabila gagal tanam atau panen mencapai Rp180.000/ha/musim tanam (mt). "Pemerintah membantu Rp144.000/ha/mt sisanya swadaya petani Rp36.000/ha/mt. Adapun, harga pertanggungan ditetapkan Rp6 juta/ha/mt," paparnya.
Jabar sendiri pada tahun ini menargetkan total realisasi asuransi pertanian mencapai 110.000 ha sawah dari total luas 1 juta ha.