Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjelang Ramadan, Pengendalian Harga Bahan Pokok Jadi Prioritas

Pengendalian harga bahan pangan seperti bawang, rica (cabai), tomat menjadi fokus utama Tim Pengendali Inflasi Daerah Sulawesi Utara menjelang Ramadhan.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, MANADO - Pengendalian harga bahan pangan seperti bawang, rica (cabai), tomat menjadi fokus utama Tim Pengendali Inflasi Daerah Sulawesi Utara menjelang Ramadan.

Kepala Biro Ekonomi Sulawesi Utara Jane Mendur mengatakan pengendalian harga barito (bawang, rica, tomat) menjelang Lebaran hingga Natal menjadi fokus utama.

“Kami intensif berkumpul, baik pemerintah maupun pedagang, untuk melihat bagaimana keadaan pasar. Tidak hanya itu, harus ada solusi, guna menjaga harga,” tuturnya, di sela-sela rapat koordinasi TPID Sulut, Selasa (26/6/2016).

Dalam rapat koordinasi tersebut, dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, SKPD Sulut, perwakilan pemerintah kabupaten/kota, perwakilan PD Pasar, serta pedagang Pasar Beserhati. Fokus pengendalian barito tidak hanya sejauh menjelang hari besar nasional, tetapi upaya menekan inflasi daerah.

Turunnya harga bahan bakar minyak dan tarif angkutan umum diproyeksi menjadi faktor penentu berlanjutnya deflasi pada kisaran 0,03% - 0,05% pada April 2016. Bulan lalu, inflasi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Manado tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03%.

Secara tahunan, inflasi Sulut pada Maret 2016 tercatat sebesar 4,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Peter Jacobs mengatakan kinerja inflasi baru akan terjadi pada Mei.

"Kalau barito [bawang,rica,tomat] dapat dikendalikan inflasi akan terjaga. April akan tetap deflasi, karena tarif angkutan dan harga bahan pokok masih terkendali," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Pengembangan Usaha PD Pasar Jaya Jehiskiel Lairah mengatakan salah satu upaya menjaga harga bahan pangan di pasar adalah memastikan ketersediaan barang.

Menurutnya, pemerintah sudah saatnya menghadirkan cold storage holtikultura, karena ada bahan pangan yang tidak tahan lama. "Kebutuhan pangan kita dipasok dari daerah lain, rica [cabai] dari Gorontalo, atau daun bawang. Selain itu keberadaan pasar induk juga diperlukan," katanya.

Dia menambahkan pihaknya hanya sekedar penyedia lokasi pagi pedagang. Sayangnya, keterbatasan infrastruktur menyebabkan jumlah pedagang terbatas. "Kalau diperluas tentu kami bisa menampung banyak pedagang, harganya juga lebih bersaing," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper