Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BLOK MASELA, Rizal Ramli: 380.000 Tenaga Kerja Bakal Terserap

Setidaknya 380.000 tenaga kerja diperkirakan akan terserap proyek pengelolaan gas Blok Masela, Maluku, yang dijalankan dengan skema kilang darat terintegrasi.
Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli/Antara
Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 380.000 tenaga kerja diperkirakan akan terserap proyek pengelolaan gas Blok Masela, Maluku, yang dijalankan dengan skema kilang darat terintegrasi.

"Tadi dijelaskan, kira-kira berapa orang tenaga kerja yang bisa diciptakan kalau ini bisa menjadi industri terintegrasi. Diperkirakan itu sekitar totalnya 380 ribu orang di berbagai bidang," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Untuk mengantisipasi tingginya serapan tenaga kerja itu, pemerintah menyiapkan tenaga kerja terampil guna memenuhi kebutuhan tersebut.

"Tentu ada kualifikasinya. Sebagian disiapkan dengan balai latihan kerja (BLK) yang ada, sebagian disiapkan dengan universitas dan politeknik," kata Rizal.

Rizal menambahkan, pihaknya akan berkunjung ke Bintulu, Kalimantan, untuk melihat industri petrokimia terintegrasi yang nantinya bisa diterapkan di Masela.

Menurut dia, Presiden Jokowi tidak ingin pola industri terintegrasi yang tertutup seperti kota terpisah.

"Presiden maunya fully integrated (terintegrasi sepenuhnya) yang juga bisa dinikmati rakyat," imbuhnya.

Rizal melanjutkan, setelah melihat industri petrokimia terintegrasi itu, pihaknya akan mengundang semua kementerian dan lembaga terkait untuk merancang proyek apakah pengelolaannya hanya fokus diekspor LNG atau tidak.

Namun, mantan menko perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu menilai pengelolaan gas di darat akan lebih menguntungkan serta mengubah paradigma lama pengelolaan sumber daya alam nasional.

"Biasanya itu sedot ekspor, sedot ikan lalu ekspor, sedot gas diekspor LNG. Kita enggak mau lagi model pengelolaan sumber daya alam seperti itu. Kita ingin nilai tambahnya lebih besar. Untuk itu harus bangun tidak hanya industri untuk LNG, tapi sebagian untuk bangun industri pupuk dan petrokimia," jelasnya.

Ia kembali mengungkapkan bahwa dengan hanya mengekspor LNG, Indonesia hanya akan mendapat keuntungan 2,5 miliar dolar AS per tahun.

"Tapi kalau kita ekspor juga produk petrokimia, satu tahunnya dapat 6,5 miliar dolar AS. Belum lagi dampak berlipat tidak langsungnya seperti rakyat di situ bikin restoran, sewa taksi atau sepeda motor. Itu totalnya barangkali hampir delapan miliar dolar AS," pungkas Rizal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper