Bisnis.com, JAKARTA - PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya selaku Badan Usaha Jalan Tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono memperoleh pembiayaan kredit sindikasi senilai total Rp7,7 triliun untuk konstruksi kedua ruas Trans Jawa tersebut.
Perincian pinjaman tersebut ialah Rp4,37 triliun untuk ruas tol Solo-Ngawi dan Rp3,36 triliun untuk Ngawi-Kertosono.
Kredit sindikasi diberikan Bank BNI, BRI, Mandiri, sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Book Runner (JMLAB) dan agen. Adapun kredit tersebut disalurkan JMLAB bersama PT Sarana Multi Infrastruktur, Indonesia Eximbank, Bank Jateng, dan Bank BPD DIY dengan jangka waktu 15 tahun.
Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah BNI Henry Panjaitan menyatakan BNI telah berpengalaman dalam menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek infrastruktur. Hingga kini, total kredit yang telah disalurkan BNI untuk proyek tol mencapai Rp13 triliun.
“Kami yakin proyeknya memberi manfaat, jadi kita membiayai usahanya. Mudah-mudahan dengan pengalaman dan niat dari BNI, pembangunan jalan tol makin cepat,” ujarnya dalam acara penandatanganan sindikasi kredit di kantor pusat PT Jasa Marga di Jakarta pada Kamis (14/04).
Senior Vice President Corporate Banking II Group Bank Mandiri Dikdik Yustandi menyatakan pihaknya memiliki komitmen dalam mengembangkan proyek-proyek infrastruktur. Hingga Maret 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan total pembiayaan hingga Rp44,3 triliun untuk proyek infrastruktur yang mencakup jalan tol, pembangkit listrik, dan pelabuhan.
“Kami yakin infrastruktur merupakan upaya kita untuk mengembangkan ekonomi. Pembiayaan untuk proyek tol mencapai 34% dari keseluruhan pembiayaan infrastruktur yang telah disalurkan,” ujarnya.
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya David Wijayanto menyatakan tol Solo-Ngawi sepanjang 90,10 km merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa. Dalam jaringan ini, terdapat porsi dukungan pemerintah sepanjang 20,9 kilometer.
“Kami sedang mengupayakan dari Solo hingga Sragen sehingga apabila pembebasan lahan lancar maka bisa kami operasikan tahun ini sampai Sragen sepanjang 35 kilometer,” ujarnya.
Hingga kini, konstruksi fisik yang telah dibangun pada porsi pemerintah mencapai 84%. Sementara itu, konstruksi fisik yang dilakukan BUJT mencapai 30%, dan ditargetkan selesai seluruhnya pada Juli tahun depan.
Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya Iwan Moedyarno menyatakan tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 kilometer tersambung langsung dengan tol Solo-Ngawi. Tingkat kelayakan tol ini juga dibantu dengan dukungan pemerintah sepanjang 39 kilometer.
“Progres kami konstruksi fisik masih 12%, tetapi tanah sudah 90%, diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga 2017 sehingga bisa tol Soker [SoloKertosono] bisa tersambung seluruhnya,” ujarnya.